Mirip Ahok, Ade Armando Bangga jadi Tersangka

Ade Armando.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Ade Armando, mengaku bangga dengan statusnya sebagai tersangka kasus pelanggaran Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Dengan begitu, posisinya saat ini sama seperti calon Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Ade Armando Setuju Ucapan Buya Syakur soal Islam Bukan Agama Sempurna

"Saya bangga dijadiin tersangka penodaan agama, soalnya saya jadi sama kayak Pak Ahok, levelnya saya sama kayak Ahok," kata Ade Armando saat ditemui usai mengisi seminar di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu, 25 Januari 2017.

Kendati telah ditetapkan sebagai tersangka, namun Ade belum menerima surat pemanggilan atau penetapannya sebagai tersangka. "Tapi jika dapat pemanggilan saya akan memenuhi pemanggilan tersebut. Saya akan penuhi kewajiban saya sebagai warga negara yang taat kepada hukum. Jadi akan saya hormati," ujarnya.

Kiai Cholis Nafis Sebut Imam Shamsi Ali Kejebak Ade Armando

Saat ini, Ade mengaku tidak ingin berspekulasi terlalu jauh terkait kasus yang menjeratnya. Ia hanya berharap, proses hukum yang kini menjeratnya bisa berjalan sesuai rasa keadilan tanpa muatan politik.

"Kita lihat saja apa nanti yang akan dilakukan pihak kepolisian. Saya percaya proses hukum yang saya hadapi akan berjalan adil dengan objektif tanpa dipengaruhi kepentingan-kepentingan politik apapun,” ucapnya.

Ade Armando Dihujat Netizen, Kapolda Metro 'Blender' Anak Buah

Lebih lanjut Ade pun menolak secara tegas jika dirinya harus meminta maaf. Sebab, menurutnya, apa yang ia sampaikan dengan menyebut 'Tuhan bukan orang Arab' adalah fakta.

"Saya tidak pernah merasa bersalah, saya tidak pernah menodai agama. Tuhan sama sekali tidak bisa disamakan dengan manusia, termasuk manusia Arab. Karena Tuhan Maha Besar, Maha Pengasih, maka Dia pasti tidak keberatan kalau ayat-ayat Alquran dibaca dengan cara beragam sesuai kebudayaan kita masing-masing, dan tidak hanya dengan satu langgam saja," tuturnya.

Ade pun yakin jika penetapan tersangka yang kini disandangnya sarat akan pengaruh pihak tertentu yang ingin membelenggu kritikannya di media sosial.

"Saya heran kenapa setelah dua tahun perkara ini diajukan tapi baru sekarang saya ditetapkan sebagai tersangka. Saya curiga ada pihak-pihak yang mendesak yang mempengaruhi kepolisian agar saya ini jadi tersangka. Siapa pihak itu saya enggak tahu persis," katanya.

Meski tidak menyebut secara detail siapa pihak yang dimaksud, namun Ade memberikan sinyal bahwa penetapannya sebagai tersangka terkait sikapnya yang membela Ahok untuk maju di Pilkada DKI dengan mengkritisi pihak yang kerap mengatasnamakan agama dan etnis untuk menjegal Ahok.

"Pernyataan-pernyataan ini yang sering saya sampaikan termasuk di Facebook. Mungkin ini lah cara untuk membungkam saya," kata Ade.

Diketahui, Ade sempat mendapat banyak kritikan setelah menulis 'Allah Bukan Orang Arab' di akun Facebook miliknya pertengahan tahun lalu. Dia pun dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Ade dilaporkan pengguna Twitter bernama Johan Khan, @CepJohanke Polda Metro Jaya pada Sabtu 23 Mei 2016, karena pernyataannya yang dianggap menistakan agama Islam.

Johan melapor ke polisi karena Ade tidak mau minta maaf dalam waktu 1x24 jam atas pernyataannya itu. Atas laporan dugaan penistaan agama tersebut, Ade pun terancam dijerat Pasal 156 a dan atau Pasal 28 (2) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya