Kerabat Harap Mukjizat untuk Safran, Korban Pesawat Jatuh

Ajun Komisaris Polisi Safran, satu dari belasan korban pesawat Skytruck milik Polri, yang jatuh di perairan Lingga, Kepulauan Riau.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id - Sejumlah kerabat memadati rumah Ajun Komisaris Polisi Safran, satu dari belasan korban pesawat Skytruck milik Polri, yang jatuh di perairan Lingga, Kepulauan Riau.

Anak di Bawah Umur Diduga Dicabuli Saudara di Cengkareng, Begini Modusnya

Keluarga dan kerabat seolah tak percaya dengan peristiwa nahas pada Sabtu, 3 Desember 2016. Mereka hanya bisa berharap, Safran ditemukan selamat. Salah satu kerabat serta pimpinan Safran, Komisaris Polisi Supono, bahkan berharap ada mukjizat dari Tuhan untuk sahabatnya itu.    

“Semoga itu terjadi sama dia. Saya sempat berharap dia lompat, berenang, dan nantinya ditemukan dengan selamat,” katanya kepada wartawan saat ditemui di rumah duka di kawasan Perumahan Kelapa Dua Residence, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, pada Minggu, 4 Desember 2016.

Banjir Bandang Terjang Pemandian Teroh-teroh Langkat, 1 Tewas dan 6 Luka-luka

Kabar duka itu diketahui Supono dari grup aplikasi percakapan WhastApp kemarin sore. Seketika itu juga, dada Supono sesak; seakan tak percaya. “Kaget campur-aduklah perasaan ini,” katanya.

Safran, kata Supono, lebih dari sekedar sahabat. Ia telah mengenal Safran cukup lama, bahkan sejak sekolah dasar. Ketika dewasa, mereka sama-sama menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian pada tahun 2004. Kala itu, Supono mengaku pernah menjadi teman sekamar korban.

Usut Penyebab Kebakaran Toko Frame di Mampang, Polisi Bakal Gelar Olah TKP Pekan Depan

“Jadi sewaktu itu sekamar bertiga, saya di kamar tengah, korban di kamar pinggir, satu lagi teman saya yang saat ini di Surabaya. Saya sangat kenal dekat sama korban. Saya sering main ke sini (ke rumah korban) meski tidak satu tugas,” ujarnya.

Supono terakhir berkomunikasi dengan Safran sekira tiga minggu lalu. Tak banyak yang dibincangkan. Ia hanya menanyakan kabar. “Dia (Safran) bilang cuma say hello. Udah lama enggak kabar-kabaran. Padahal, belum lama saya datang ke sini (ke rumah korban). Mudah-mudahan itu bukan firasat buruk.”

Di tempat yang sama, Romy Subastian menilai Safran merupakan instruktur pilot terbaik. Safran memiliki pribadi yang baik dan humoris.

“Korban pernah mengajarkan saya bagaimana menjadi pilot. Di situ pikiran saya dibuat terbuka bahwa menjadi pilot tidak mudah. Saya berdoa semoga Pak Safran bisa ditemukan dengan selamat biar kita bisa kumpul lagi,” katanya.

Pesawat Skytruck tipe M-28 dengan nomor Registrasi P4201 berangkat dari Pangkalpinang menuju Batam pada pukul 09.24 WIB, Sabtu, 3 Desember 2016. Pesawat diperkirakan tiba di tujuan pada pukul 10.58 WIB. Namun pesawat itu hilang kontak sebelum tiba di tujuan.

Informasi pesawat jatuh itu berawal dari laporan warga yang menemukan bagian badan pesawat sekira pukul 12.30 WIB. Sejumlah barang yang diduga berasal dari pesawat itu ditemukan warga di antara Pulau Mensanak dan Pulau Sebangka.

Pesawat itu membawa penumpang 15 orang anggota Polri dari Badan Pemeliharaan Keamanan Direktorat Kepolisian Udara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya