Hari Santri, Puluhan Pasangan di Kediri Menikah Gratis

Pasangan peserta nikah massal Hari Santri Nasional di Aula Ponpes Lirboyo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Puluhan pasangan suami istri (pasutri) di Kota Kediri, Jawa Timur, mendapatkan berkah di Hari Santri Nasional pada Sabtu, 22 Oktober 2016. Mereka mendapatkan kesempatan mencatatkan pernikahan secara resmi, melalui kegiatan nikah massal yang dilaksanakan oleh Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Putri Nahdlatul Ulama Kota Kediri.

15.000 Santri Tangerang Kibarkan Bendera Palestina Serukan Perlindungan

Pernikahan massal dilaksanakan di Aula Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Selain nikah massal, kegiatan lainnya ialah sunat massal. Acara dihadiri oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Abdullah Kafabih Mahrus, para pejabat pemerintah setempat, dan ribuan santri dan wali santri.

Ada 48 pasutri yang mengikuti nikah massal ini. Dalam balutan busana pengantin, para pasutri yang kebanyakan sudah tua itu tampak bersemangat mengikuti jalannya acara. Terutama, bagi dua pasangan yang mewakili peserta saat menerima hadiah dari Menteri Khofifah.

UIN Bandung Gelar Malam Puncak Hari Santri 2023: Bukti Jihad Santri, Jayakan Negeri

Menteri Khofifah mengatakan, pencatatan nikah sangat penting berkaitan dengan dokumen identitas warga dan kelanjutan hidupnya.

"Kalau pernikahan tidak dicatatkan di negara, tidak bisa buat KK (Kartu Keluarga), anaknya nanti tidak akan mendapatkan akta lahir. Kalau tidak ada akta lahir, bagaimana bisa mendaftar sekolah," katanya di Aula Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Sabtu, 22 Oktober 2016.

Selepet Anies Pakai Sarung Sampai Kesakitan, Cak Imin: Mumpung Belum jadi Presiden

Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH Abdullah Kafabih Mahrus, mengatakan, kegiatan menikah massal digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada hari ini.

"Tadi malam, Hari Santri di Lirboyo diawali dengan kegiatan pembacaan salawat satu miliar," ujarnya ditemui di kesempatan yang sama.

Sebetulnya, lanjut Abdullah, peserta nikah massal sudah menikah lama tapi belum dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA) karena alasan biaya. "Peserta nikah massal ada yang sudah punya cucu, tapi belum dicatatkan karena punya biaya pas-pasan,"ujarnya menambahkan.

Hikmah dari menikah, kata Abdullah, yakni jalan hidup yang akan dijalani seseorang akan terarah dan terukur hingga pada akhirnya akan sampai pada yang disebut hidup mapan. "Menikah penting. Orang yang menikah akan didoakan orang lain. Karena itu, jarang orang sukses tanpa menikah dulu," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya