Presiden Duterte Ingin Bersahabat dengan China dan Rusia

Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Presiden baru Filipina, Rodrigo Duterte, berencana mengunjungi Rusia dan China tahun ini. Kunjungan itu sebagai bentuk kebijakan luar negeri Filipina yang bebas dan beraliansi terbuka dengan dua negara tersebut.

Duterte Menolak Minta Maaf Atas Kematian dalam Perang Antinarkoba

Diberitakan Reuters, Selasa, 27 September 2016, pada pekan lalu Duterte menyatakan akan mengunjungi China meskipun hubungan kedua negara tersebut sedang "dingin.” Hubungan Filipina dan China membeku pasca putusan Pengadilan Tetap Arbitrase atas Laut China Selatan. Putusan pengadilan arbitrase internasional memenangkan Filipina.

Selain itu mengunjungi China, Duterte juga mengklaim Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, juga mengharapkan kedatangannya di Moskow.

Gagal Capai Target Vaksinasi COVID-19, Duterte Ancam Hukum Pejabat

"Kami siap untuk membuka sisi lain dari penghalang ideologis dan beraliansi dengan China dan Rusia. Saya akan membuka peluang bagi mereka untuk melakukan bisnis dan perdagangan di Filipina," kata Duterte.

Pada Senin kemarin, nilai mata uang Filipina yaitu Peso jatuh ke level terendah sejak tahun 2009 yang tentunya mempengaruhi investor asing.

Duterte Usul Warga yang Tak Mau Divaksin Disuntik Saat Tidur

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa retorika Duterte yang anti-Amerika – serta perangnya terhadap narkoba yang dianggap melanggar hak asasi internasional – merupakan penyebab kejatuhan mata uang itu.

(ren)

BBC Indonesia

Pilpres Filipina, Siapa Saja Kandidatnya dan Apa Isu Utamanya?

Pemilihan Presiden Filipina, yang digelar Mei 202, bakal menjadi kontroversial karena para kandidat utamanya terdiri dari anak presiden Duterte, putri eks diktator Marcos, serta petinju terkenal Manny Pacquaiao.

img_title
VIVA.co.id
10 Februari 2022