Pelaku Kericuhan di Arena Gulat PON Jabar Bisa Dipidanakan

Suasana pertandingan gulat di PON 2016
Sumber :
  • VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles

VIVA.co.id – Dalam 3 hari terakhir, penyelenggaraan pertandingan gulat di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat yang berlangsung di GOR Saparua terjadi kericuhan. Dan pada Senin 29 September 2016, terjadi kekerasan terhadap juri asal Iran, Ali Akbar.

Tayang di Indonesia, Film The Iron Claw Angkat Kisah Keluarga Pegulat Sukses

Ali ditendang oleh pelatih gulat Kalimantan Timur. Dia dianggap lebih memihak kepada atlet Jabar yang bertanding melawan anak asuhnya di kelas 65 kg gaya bebas putra. Akibat insiden tersebut, pertandingan pun dihentikan.

"Kami meminta pertandingan diberhentikan sementara dan kasus ini kami laporkan ke pihak kepolisian," kata tim dewan juri cabang olahraga gulat PON 2016, Maurice Sihombing, saat ditemui wartawan.

Bukan Pegulat atau Petinju, Ini Definisi Orang Terkuat Menurut Rasulullah

Untuk mendalami kekerasan yang dilakukan terhadap Ali, pihak panitia pelaksana pertandingan membawanya ke kantor polisi. Wasit yang memiliki rekam jejak memimpin pertandingan di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu dimintai keterangannya.

Pihak panpel juga membawa serta barang bukti yang menunjukkan jika pelatih Kaltim telah melakukan kekerasan terhadap Ali. Maurice dengan yakin menyebut tindakan kekerasan yang dilakukan kepada kompatriotnya itu terekam jelas dalam video. 

Miris, Pegulat Wanita WWE Ini Dipaksa Live Seks di Atas Ring Demi Cuan

"Kami masih menunggu hasil Technical Delegate (TD) di kantor polisi untuk selanjutnya berkoordinasi dengan PB PON. Kami, wasit akan meneruskan pertandingan apabila ada jaminan keamanan," ujarnya.

Ditemui sehari sebelumnya, TD cabang olahraga gulat PON 2016, Wilbertus Sitohang, menegaskan pihaknya tak main-main dengan mereka yang menjadi pelaku kerusuhan di arena gulat. Pernyataan itu disampaikannya ketika memberi pengarahan bersama TNI kepada perwakilan kontingen sebelum pertandingan digelar.

"Aparat keamanan juga bilang, tidak segan-segan kalau mengganggu akan diangkut. Ada pasalnya. Kami kasih tahu lebih dahulu kepada mereka," tegas Wilbertus.

Sayangnya, arahan tersebut tidak diindahkan oleh para peserta. Masih tetap saja terjadi kericuhan yang menyebabkan kelangsungan pertandingan terganggu. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya