PT KAI Targetkan Pendapatan Rp10 Triliun di 2016

Aplikasi Kereta Api Indonesia Access.
Sumber :
  • http://www.kabarbeta.com/

VIVA.co.id – PT Kereta Api Indonesia (persero), sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang transportasi, menargetkan pendapatan sebesar Rp10 triliun sepanjang 2016. Hal tersebut disampaikan Direktur Komersial dan IT PT KAI, Kuncoro Wibowo.

Sri Mulyani Ungkap APBN Surplus Rp 8,1 Triliun hingga Maret 2024

Menurut dia, target pendapatan sepanjang tahun tersebut akan berasal dari usaha di sektor angkutan barang yang mencapai Rp5,1 triliun dan pendapatan usaha dari jasa angkutan penumpang yang nilainya diperkirakan mencapai Rp4,9 triliun.

"Kita targetnya tahun ini Rp5,1 triliun. Itu pendapatan dari kereta barang saja. Kalau sama penumpang di atas Rp10 triliunan lah kira-kira," jelas Kuncoro kepada media di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin 26 September 2016.

Bumi Resources Minerals Bukukan Pendapatan US$46,63 Juta pada 2023

Dia mengatakan, pemenuhan target tersebut memang tidak mudah dan cenderung sulit saat ini, sebab berdasarkan volume pengiriman barang melalui jasa kereta api masih jauh lebih rendah dibandingkan angkutan penumpang.

"Barang terlalu sedikit, nanti kita usahakan agar lebih besar," ujarnya.

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

Jenis barang yang diangkut menggunakan kereta api sampai saat ini pun masih terbatas. Kuncoro mengatakan, komoditas yang kerap menggunakan kereta api sebagai moda transportasi pengirimannya hanyalah batu bara dan semen. Kedua barang tersebut memang menyumbang pendapatan yang cukup besar terhadap perseroan.

Namun, Kuncoro pun mengkhawatirkan kondisi yang ada saat ini, di mana beberapa harga komoditas tambang termasuk batu bara mengalami penurunan yang cukup signifikan. Sehingga dikhawatirkan, kondisi ini juga akan berimbas pada pendapatan PT KAI.

"Paling mayoritas itu batu bara. Kalau batu bara turun ya (pendapatan) kita ikut turun jadinya. Kalau semen turun ya sama ikut turun. Jadi angkutannya tidak bisa lancar. Banyak hal menyangkut ini," ujarnya.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya