Menpora Bicara Peluang Indonesia di Olimpiade 2020

Ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, bersama Imam Nahrawi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id – Kontingen Indonesia, akhirnya bisa kembali merebut medali emas di cabang olahraga (cabor) bulu tangkis. Selain itu, Indonesia juga sukses meraih dua medali perak dari cabang angkat besi. Raihan ini yang membuat Kemenpora berani membicarakan peluang di Olimpiade 2020.

Greysia Polii Masuk Jajaran Komite Eksekutif NOC Indonesia

Tak hanya soal kesuksesan mengembalikan tradisi emas, Menpora Imam Nahrawi, juga menyoroti persaingan beberapa negara di Asia Tenggara, yang sudah semakin ketat. Seperti diketahui, dua negara Asia Tenggara, Thailand, Singapura, dan Vietnam juga mampu meraih emas di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.

Thailand sukses menyabet dua emas dari cabang angkat besi. Singapura di luar dugaan sukses menyabet emas dari cabang renang. Dan, yang mencengangkan, Vietnam juga mampu meraih emas dari cabang menembak.

Kisah Atlet Aljazair dan Sudan Tolak Tanding Lawan Israel di Olimpiade 2020

"(Olimpiade) ini (2016) adalah pelajaran penting bagi kita. Alhamdulillah, kita sudah berhasil meraih target mengembalikan tradisi emas. Kita tahu juga bahwa negara-negara di kawasan Asia Tenggara sudah sangat kompetitif, sudah banyak melahirkan atlet-atlet handal," kata Imam kepada wartawan.

"Negara yang kita tidak duga mendapat emas, ternyata mampu meraih emas. Ini berarti persaingan negara-negara Asia Tenggara sudah sangat keras," jelas Imam.

5 Atlet Olimpiade Indonesia Jadi Brand Ambassador Produk Lokal Ternama

Menurut Imam, dua ajang olahraga internasional yang akan datang yakni, SEA Games 2017 dan Asian Games 2018, wajib dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan performa atlet jelang Olimpiade 2020.

Imam juga menegaskan dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil pihak-pihak terkait semisal, Satlak Prima, KONI, KOI, termasuk cabor-cabor potensial peraih medali. Kemenpora nampaknya tidak ingin terlalu santai dan lebih memilih menyiapkan Olimpiade 2020 sejak dini.

"Setelah Olimpiade ini, kami akan panggil KONI, KOI, dan Satlak Prima, Deputi Prestasi, dan cabor-cabor olympic untuk duduk bersama. Kami akan menegaskan bahwa kita harus mempersiapkan Olimpiade Tokyo 2020 mulai hari ini," kata Imam.

"Tidak ada lagi kesempatan kita untuk berleha-leha. Ajang Asian Games 2018 akan kami jadikan sebagai perantara menuju Olimpiade 2020. Kita juga harus fokus kepada cabor-cabor yang memungkinkan untuk mendapat medali, tetapi ini bukan berarti menafikan cabor lainnya," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya