Bambang Pimpin Bappenas, Rindukan Era Widjojo

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id - Bambang Brodjonegoro pada hari ini, Rabu 28 Juli 2016, resmi menyandang status Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Ini terjadi usai proses Serah Terima Jabatan dari menteri sebelumnya Sofyan Djalil.

Saat Kepala Bappenas Bandingkan Infrastruktur Jakarta dan Buenos Aires
Dalam sambutan perdananya, Bambang menginginkan Bappenas bisa menjadi sebuah institusi yang dihormati, dan diakui kredibilitasnya di antara seluruh pos kementerian/lembaga. Namun, Bambang mengakui bahwa untuk merealisasikan hal itu bukanlah tugas yang mudah. Apalagi sampai langsung menyamai era mendiang Widjojo Nitisastro, ekonom yang sangat berpengaruh di era Orde Baru.
 
Kantornya Miring, Bappenas Dapat Tambahan Anggaran dari DPR
Widjojo merupakan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional periode 1971-1973. Dia bahkan selanjutnya menjadi Menteri Koordinator bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri sambil merangkap sebagai Ketua Bappenas selama 1973-1978 dan 1978-1983. 
 
Forum Investasi ASEAN, RI Tawarkan 9 Proyek Infrastruktur
“Kita perlu melakukan penyesuaian dengan kondisi hari ini. Kalau zaman pak Widjojo Nitisastro, memang karena kita baru memulai pembangunan ekonomi,” ujar Bambang di kantor Kementerian PPN/Bappenass Jakarta, Kamis 28 Juli 2016.
 
Kala Bappenas masih dipimpin oleh Widjojo, Bambang mengakui seluruh perencanaan pembangunan negara memang dimotori oleh lembaga ini. Bahkan, peran Widjojo saat itu sangat sentral, terutama dalam berkoordinasi dengan antar kementerian/lembaga.
 
Bambang mengatakan, Widjojo merupakan sosok yang paling dipatuhi di kalangan para menteri era Orde Baru waktu itu. Sebut saja Menteri Pertambangan Muhammad Sadli hingga Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Pengawasan Pembangunan, Ali Wardhana.
 
“Namanya Pak Widjojo, kalau ada geng di grup, dia bosnya. Pak Widjojo di kampus (Universitas Indonesia), yang dijadikan panutan. Apa yang dia bilang, pasti dipatuhin oleh yang lain,” ungkap Bambang.
 
Hal ini yang pada akhirnya dinilai mantan Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal tersebut merasa kabinet era rezim Orde Baru berjalan lancar, karena seluruh petinggi negara satu suara terhadap suatu kebijakan yang diambil.
 
“Dulu perencanaan basis negara sangat kuat. Sekarang, pembangunan market economy, bukan lagi planned economy. Kita harus bisa mengatur ekonomi dengan begitu banyak kekuatan, yang memengaruhi mekanisme pasar,” jelas Bambang,
 
Di bawah kepemimpinan Bambang, Bappenas nantinya akan mulai merancang perencanaan yang jauh lebih berbeda dari yang sebelumnya pernah dilakukan. Intinya, bagaimana membuat suatu kebijakan yang langsung bisa dirasakan manfaatnya kepada masyarakat.
 
“Tidak bisa lagi bilang, ‘saya Bappenas, saya yang merencanakan, kamu semua ikut’. Itu masa lalu. Masa kini, kita buat kebijakan yang akhirnya mau tidak mau akhirnya ikut. Ini suatu enviroment yang kita harus hadapi,” tegas Bambang,
 
(ren)
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya