Dana Asing Tulang Punggung Ekonomi Indonesia

dana asing
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Republik Indonesia, PAS FM, dan World Islamic Economic Forum pada hari ini, mengadakan diskusi Solusi Ekonomi INDEF dengan tema Menangkap Peluang Banjir Dana Asing.

IHSG Diproyeksi Bertahan All Time High, Intip Saham Rekomendasi

Pengusaha sekaligus mantan Menteri Negara pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Tanri Abeng mengatakan, bahwa masuknya dana asing, atau capital inflow adalah tulang punggung perekonomian di Indonesia.

Hal itu, menurutnya, karena sangat penting bagi pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Selain itu, dalam perkembangan capital inflow ini akan memastikan solusi bagi persoalan pengangguran di Indonesia.

IHSG Dibuka Melemah Awal Pekan, Cek Rekomendasi Saham Pilihan Ini

"Dalam konteks ekonomi dan keuangan kita saat ini, UKM Indonesia dapat memainkan peran lebih besar dalam menarik capital inflow dari sektor industri halal yang sedang berkembang pesat saat ini," kata Tanri dalam keterangan tertulisnya, Senin 25 Juli 2016.

Meskipun, ia menilai perekenomian global saat ini masih mengalami krisis, Indonesia mengalami peningkatan jumlah Foreign Direct Investment (FDI), atau investasi langsung luar negeri.

Capital Inflow Dongkrak IHSG Hari Ini, Cek Rekomendasi Sahamnya

Menurut data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM), FDI ke Indonesia menunjukkan peningkatan year on year (yoy) sebesar 19,2 persen, atau setara dengan Rp365,9 triliun pada 2015.

Diperkirakan, perkembangan pengampunan pajak, atau tax amnesty dan keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa, atau dikenal “Brexit”, diperkirakan telah memicu investor untuk merelokasi dana mereka dari Inggris, atau Eropa ke beberapa negara Asia, termasuk Indonesia.

Komoditas produk yang diperkirakan meningkat tajam hingga mencapai angka US$790 miliar per tahun, di antaranya adalah sektor makanan dan non-makanan, seperti produk kesehatan, kosmetik, hotel dan katering, serta layanan lainnya.

Data tersebut menunjukkan, 80 persen pasar halal masih ada yang belum tereksplorasi. Hal itu, kemudian dapat menjadi peluang UKM untuk dapat merebut peluang dengan meningkatkan kualitas produk UKM untuk memenuhi standar yang diperlukan untuk masuk ke pasar internasional.

"Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, potensi dari sektor halal harus dapat dimanfaatkan oleh UKM Indonesia melalui peningkatan produktivitas, kualitas, dan pemasaran," ucapnya.

Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati mengapresiasi inisiatif BKF dengan mengadakan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 yang bisa memfasilitasi UKM dan bisnis syariah dalam memanfaatkan dana-dana repatriasi, atau dana-dana lainnya yang memang belum diakses UKM.

Setelah itu, dia menilai potensi bisnis syariah di Indonesia lebih besar daripada negara-negara lain. "WIEF dapat menjadi ajang memaksimalkan potensi tersebut,” ujar Enny.

Sedangkan Kepala Bidang Analisis Ekonomi Internasional dan Hubungan Investor BKF, Dalyono mengatakan bahwa pemerintah sudah secara komprehensif memikirkan cara memaksimalkan masuknya dana asing, termasuk dengan menggandeng manajer investasi, pialang, dan bank-bank mitra yang diatur dalam Undang-Undang tax amnesty. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya