Rupiah Cenderung Tertekan di Level Rp13.000

Tumpukan uang rupiah pecahan lima puluh ribu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Perdagangan transaksi nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, diperkirakan masih cenderung tertekan. Ini lantaran, belum ada sentimen positif yang mendukung untuk menarik rupiah kembali ke jalur hijau, usai ditutup menguat tipis ke level Rp13.095 pada akhir pekan lalu.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, rilis Bank Indonesia yang memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga di level 6,5 persen, tidak banyak direspons pelaku pasar, sehingga membuat laju rupiah tertekan.

"Ditambah, belum adanya sentimen yang cukup positif membawa rupiah menguat, membuatnya cenderung terkonsolidasi, atau melemah sementara," kata dia dalam risetnya, Senin 25 Juli 2016.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Reza meramalkan, rupiah hari ini akan bergerak di rentang target batas bawah Rp13.155 dan target batas atas di level Rp13.060 per dolar AS.

Selain itu, Reza menyampaikan, masih adanya kecenderungan pelemahan pada euro, poundsterling, dan yen dapat membuat laju rupiah kembali tertekan.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

"Dengan adanya sentimen ini, diharapkan laju rupiah masih dapat menahan pelemahan yang terjadi," tuturnya.

Mata uang poundsterling terlihat melemah 0,43 persen terhadap dolar AS. Di satu sisi, yen bergerak menguat, setelah ekspektasi pelaku pasar terkait stimulus dari Bank of Japan kembali mereda.

Kemudian, kata Reza, meski Bank Sentral Eropa tidak melakukan perubahan terhadap tingkat suku bunganya, sehingga terlihat euro terhadap dolar AS tetap bergerak konsolidasi di level 1,103.

"Laju rupiah pun terimbas penguatan laju dolar AS, yang membuatnya cenderung berada di zona merah meski tipis," tuturnya (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya