Kepala BIN: Teroris Harus Dimusnahkan

Sutiyoso saat menjalani uji kelayakan calon Kepala BIN.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso, mengajak para ulama untuk mengedepankan pola brainwash atau cuci otak bagi pengikut aliran sesat yang mengarah faham terorisme.

Kemarin Gamblang, Kini Rusia Secara Resmi Salahkan Ukraina atas Serangan Terorisme di Moskow

Menurutnya, ulama dan tokoh agama lainnya, lebih efektif mencegah dan meminimalisir potensi aliran menyimpang masuk ke masyarakat ketimbang aparat, baik TNI maupun Polri.

"Itu enggak bisa hanya polisi, TNI, bahkan BIN juga. Yang bisa melakukan itu adalah ulama. Kalau ulama sebagai penyampai informasi akan lebih didengar," kata Sutiyoso di acara Silaturahim Buka Bersama di Bandung Jawa Barat, Sabtu, 25 Juni 2016.

Kremlin: Presiden Vladimir Putin Rasakan Kesedihan Mendalam Atas Aksi Terorisme di Moskow

Sutiyoso menegaskan kepada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang hadir dalam buka bersama di Gedung Pakuan Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat pada Jumat, 24 Juni 2016 kemarin itu, menitipkan agar wilayahnya steril dari potensi paham radikalisme.

"Makanya kunjungan saya di sini ingin menitipkan, agar para ulama, kalau bahasa intelijennya brainswash atau mencuci otak yang salah. Kalau tidak teroris akan mengancam. Teroris itu harus dimusnahkan," tegasnya.

4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang

Dia menambahkan, Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia saat ini masih tercoreng dengan ulah terorisme, yang mengatasnamakan simbol tersebut. BIN, lanjut dia, mengharapkan aksi terorisme di Jakarta, 14 Januari lalu, menjadi insiden terakhir.

"Kita adalah Islam toleran yang bisa menerima perbedaan. Kondisi itu sudah menyadari dari awal. Mari, paham-paham keliru itu harus diluruskan. Ayo kita tanggulangi bersama-sama," kata tokoh yang pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Remaja 16 tahun yang menikam pendeta dan bishop di Australia

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

Remaja laki-laki berusia 16 tahun yang dituduh menikam dua pendeta saat kebaktian gereja di kota Sydney, Australia timur, resmi didakwa melakukan pelanggaran terorisme.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024