Dua Polisi Korban Bentrokan Suporter Persija Masih Kritis

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiyarto membesuk salah satu korban bentrok GBK
Sumber :
  • Anwar Sadat - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Dua dari empat anggota Kepolisian Daerah Metro Jaya, yang menderita luka-luka akibat bentrokan dengan suporter Persija Jakarta pada Jumat malam, masih menjalani perawatan serius di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Mereka hingga hari ini masih kritis akibat luka parah yang diderita.

Persija Boyong 20 Pemain ke Markas Persib

"Dari semuanya,yang paling parah adalah Brigadir Hanafi (sebelumnya ditulis Hanawiah) dan Brigadir Wawan. Mereka yang mendapatkan penanganan paling serius," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Awi Setiyono, Sabtu 25 Juni 2016.

Kepala Polda Metro Jaya, Irjen Pol Moechgiyarto, menyempatkan diri untuk melihat kondisi empat anggota polisi yang terluka dalam bentrokan itu.

Pemain Persija Pilih Bungkam soal Kericuhan Jakmania

Dua korban, yakni Brigadir Supriyadi dan Aiptu Muhtadi, telah meninggalkan ruang perawatan usai mendapatkan penanganan medis.

Bentrokan terjadi saat Persija Jakarta berlaga melawan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dalam lanjutan  Indonesia Soccer Championship (ISC), semalam.

Polisi Usut Keterlibatan Pengurus Jakmania atas Ricuh di GBK

Suporter Persija baku hantam dengan aparat keamanan saat pertandingan masih berlangsung. "Iya (terjadi bentrokan), setelah Persija kemasukan 1-0 dari Sriwijaya, ada salah satu suporter Persija masuk lapangan dan memicu teman-temannya memasuki lapangan sehingga pertandingan dihentikan," kata Awi.

Awi menambahkan, akibat bentrokan tersebut, dua pintu masuk Stadion Gelora Bung Karno rusak, karena dijebol suporter. "Pagar 13 dan 14 dijebol penonton," lanjut dia.

Selain itu, kata Awi, tiga anggota polisi terkena lemparan batu suporter dan sejumlah penonton mengalami sesak napas. "Tiga anggota kena lemparan, sembilan penonton mengalami sesak napas, akibat terinjak temannya dan sesak menghirup gas air mata, yang lain masih didata," ujar Awi.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya