Kurang Kemampuan Literasi, Pemerintah Sasar Minat Murid SD

Ilustrasi anak-anak SD
Sumber :
  • http://www.kesekolah.com

VIVA.co.id – Dalam rangka pembiasaan minat membaca khususnya untuk anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), pemerintah telah mencanangkan "Gerakan Literasi Sekolah". Gerakan ini dirasa perlu untuk menumbuhkan minat membaca anak Indonesia yang dinilai masih kurang hingga saat ini.  

PNRI Merupakan Ruh Kualitas SDM Bangsa

"Pembiasaan membaca 15 menit agar anak-anak semakin terbiasa membaca," ujar Sekretaris Satgas Gerakan Literasi Sekolah, Susanti Sufyadi di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Selasa 31 Mei 2016.

Program minat baca atau literacy boost tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan keaksaraan anak-anak sekolah. Program ini berfokus pada tiga komponen yaitu penilaian membaca, pelatihan guru dan aksi masyarakat.

Baca Melalui Layar Komputer dapat Ubah Cara Kerja Otak?

"Tiga komponen dijalankan dengan pelatihan pada guru maupun sukarelawan di lingkungan masyarakat agar meningkatkan kualitas pembelajaran terutama membaca pada anak," katanya.  

Menurut Susanti, membaca adalah modal dasar untuk menciptakan ekosistem pendidikan sehingga membangun  mental ingin belajar terus ada dalam diri seseorang. Selain itu, dampak pastinya adalah mendapatkan informasi yang luas.

Tim Cook Puts Investment to Build Apple Developer Academy in Indonesia

"Perpustakaan, area baca atau sudut baca diterapkan agar mendukung minat baca pada anak," katanya.

Program literacy boost juga sudah dimulai oleh digerakkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan disebut telah mampu meningkatkan keterampilan membaca hingga 600 anak di Jakarta Utara. Program itu dilakukan melalui pengadaan sejumlah pos baca.

"Ada 600 anak yang mengikuti kegiatan pos baca mengalami peningkatan keterampilan serta minat baca," ujar Education Advisor Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), Lusi Margiyani dalam kesempatan yang sama.

Misi itu kata Lusi tak terlepas dari proyek Strengthening Education trough Awareness and Reading Achievement (SETARA) atau penguatan pendidikan melalui kesadaran dan prestasi keaksaraan. Program ini otomatis akan mendongkrak kualitas pendidikan di kawasan Jakarta Utara.

"Pada 2015, kami membantu secara langsung 552.507 anak-anak Indonesia dan secara tidak langsung menjangkau 3.616.956 orang," ujarnya.

Saat ini, Save the Children bersama Yayasan Sayangi Tunas Cilik beroperasi di 11 provinsi, 79 kabupaten, 701 kecamatan dan 918 desa. Adapun wilayah kerjanya mencakup, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Jakarta, Nusa Tengara Timur, Lampung, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

Yang tak kalah menarik, hasil kajian Program For International Student Assessment (PISA) pada 2012 diketahui bahwa tingkat membaca pelajar di Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 anggota PISA dengan skor 396 dari standar 496.

Save the Children melakukan Assessment serupa dengan Indiana University terhadap 674 siswa kelas dua dari 35 sekolah di Belu NTT. Hasil baseline menunjukkan bahwa 25 persen siswa tidak dapat membaca satu pun dari 20 kata, 49 persen tidak dapat membaca dari sebuah bacaan sederhana yang terdiri dari 100 kata dan 61 persen dari total siswa yang diwawancarai tidak dapat membaca dan menjawab pertanyaan yang dibacakan

Laporan:  Diza Liane Sahputri

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya