Pelatih CLS Kritik Pemainnya yang Terlalu Individual

Pemain CLS Knight Surabaya, Mario Wuysang
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA.co.id – CLS Knights Surabaya mesti menelan pil pahit karena kalah 70-77 dari Pelita Jaya Energi Mega Persada pada laga pertama final Indonesia Basketball Leagu di Britama Arena, Kamis 26 Mei 2016. Menurut Wahyu Widayat Jati selaku pelatih CLS, kekalahan ini akibat kesalahan para pemainnya sendiri.

Magis Britama Arena Jadi Ambisi Pelatih CLS untuk Juara

Mario Wuysang dan kawan-kawan dinilai oleh sang pelatih terlalu bermain individualistis. Akibatnya, kerja sama tim yang di babak-babak sebelumnya selalu berhasil melumpuhkan lawan jadi sama sekali tak kelihatan.

(Baca juga: Kuasai 3 Kuarter Akhir, Pelita Jaya Sukses Gasak CLS Knights)

Penantian 70 Tahun, CLS Knights Surabaya Sukses Juara IBL

"Game plan jalan cuma di kuarter satu. Saya lihat sih mereka mau main gaya mereka sendiri, jadi lebih individu. Kelihatan jelas," kata Wahyu kepada wartawan usai pertandingan.

"Di kuarter-kuarter awal, mereka main sekadar main. Baru di kuarter empat mereka benar-benar bermain," imbuh pria berusia 39 tahun tersebut.

Pelita Jaya Kewalahan Hadapi CLS di 2 Kuarter Awal

Selain itu, ada kesan menganggap remeh lawan yang dirasakan oleh Wahyu. Bukan tanpa alasan, karena pada masa regular season, CLS sukses mempecundangi Pelita Jaya tiga kali.

(Baca juga: Pelatih Pelita Jaya Beberkan Kunci Sukses Kalahkan CLS)

Namun yang amat disayangkan oleh Wahyu pada pertandingan kali ini ialah soal kepemimpinan wasit. Dia menilai kinerja para pengadil amatlah buruk.

"Parah. Saya sebenarnya mau complain, tapi ya sudahlah percuma saja. Akhirnya saya berpikir, yang waras mengalah," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya