Depok Rawan Maling, Sebulan Satu Rumah Bisa Dibobol 4 Kali

Ilustrasi pencurian.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Alsadad Rudi (27), warga Perumahan Graha Studio Alam, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat mengeluhkan rumahnya yang sering sekali disatroni maling.

Geger 2 Wanita Terekam Curi Al Quran di Depok, Netizen: Malaikat Bingung

Sadad mengatakan, maling telah beraksi empat kali dalam satu bulan terakhir. Maling beraksi saat warga yang merupakan pegawai swasta di Jakarta ini, tengah bekerja di siang hari.

"Saya baru mengetahui kemalingan ketika saya sampai di rumah di malam hari," ujar Sadad, Kamis, 26 Mei 2016.

Gagal Nikah, Alasan Alif Nekat Satroni Rumah Raffi Ahmad

Sadad menerangkan, peristiwa kemalingan terjadi pada tanggal 22 April 2016, 23 April 2016, 3 Mei 2016, dan 24 Mei 2016. Banyak harta benda pria yang tinggal sendiri di rumahnya ini yang hilang.

Pada peristiwa pertama, sebuah jam tangan bermerek yang disimpan di lemari pakaian yang hilang. Pada peristiwa kedua, alat-alat pertukangan, termasuk sebuah tangga aluminium setinggi dua meter yang disimpan di dapur, raib.

Bawa Tali Pocong, Begal Ini Yakin Kebal dan Bisa Lompat Jauh

Pada peristiwa ketiga, uang sebanyak 250 dolar Amerika Serikat, yang juga disimpan di lemari pakaian hilang. Pada kejadian keempat, sebuah telepon pintar Samsung Galaxy Fit dan uang dollar Amerika Serikat yang masih disimpan di lemari pakaian yang hilang.

"Pada kejadian ketiga, tidak semua uang dolar yang disimpan di lemari pakaian saya hilang. Uang 41 dollar yang hilang pada kejadian keempat adalah sisa uang dolar yang tidak dicuri," ujar Sadad.

Sadad mengatakan, usai peristiwa kemalingan ketiga, ia sebenarnya telah melakukan pelaporan ke Polsek Sukmajaya. Namun, Polsek itu tidak responsif mengerahkan anggotanya ke tempat kejadian perkara untuk melakukan pengusutan.

"Pada saat itu, aparat yang datang adalah anggota Babinkamtibmas (Bintara Pembina Kamtibmas). Tetapi dia juga hanya melihat-lihat lokasi saja," ujar Sadad.

Sadad mengatakan Polsek Sukmajaya baru menurunkan anggota ke rumahnya setelah ia mengambil inisiatif melakukan pelaporan atas peristiwa yang menimpanya ke Polresta Depok. Sadad mengatakan ia menyesalkan hal ini. Menurutnya, anggota kepolisian harus selalu reponsif menangani keluhan warga saat warga melapor, bukan saat ada instruksi dari satuan yang lebih tinggi.

"Apa mesti ada korban yang dibunuh penjahat dulu baru polisi mau bergerak?" ujar Sadad kesal.

Dikonfirmasi secara terpisah, seorang penyidik anggota Polsek Sukmajaya mengatakan, polisi tidak bisa segera melakukan penyelidikan sebelum mendapat bukti kuat yang menunjukkan tindak kejahatan telah terjadi. Polisi juga tidak akan melakukan penangkapan tanpa adanya kesaksian yang kuat.

"Kalau asal main comot, bisa celaka di kitanya," ujar penyidik itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya