- dok.istimewa
VIVA.co.id - Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani sempat mengatakan . Itu sebabnya Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay, menyesalkan ketidaktahuan Puan itu meskipun ia memaklumi jika Puan sibuk.
"Bisa jadi (karena sibuk itu), kejadian ini luput dari perhatiannya," kata Saleh lewat pesan tertulisnya, Rabu, 4 Mei 2016.
Menurut Saleh, yang tidak wajar adalah para pejabat di Kemenko PMK yang tidak memberi laporan. Itulah yang perlu dipertanyakan oleh Puan kepada para jajarannya.
"Kalau tidak tahu begini, kan nanti orang menyalahkan. Dianggap mendiamkan dan tidak mengambil tindakan. Padahal, masalahnya hanya karena informasi yang tersumbat dan belum tersampaikan," ujar Saleh.
Namun setelah mengetahui berita ini, Menteri Puan didesak segera mengambil kebijakan. Ia juga diminta mengundang seluruh Kementerian atau lembaga terkait menyampaikan paparan dan programnya terkait perlindungan anak di Indonesia.
"Masalah perlindungan anak ini tidak bisa ditangani secara sektoral. Harus melibatkan semua pihak yang ada. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga aparat keamanan dan masyarakat secara umum," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani, mengaku , bocah 14 tahun asal Bengkulu yang tewas diperkosa oleh 14 remaja.
"Wah saya belum tahu, apa tuh ya," ujar Puan, di Istana Negara, Jakarta, Selasa 3 Mei 2016.
Puan mengakui selama ini tidak pernah ke mana-mana dan fokus di kantor. Sehingga tidak mengikuti perkembangannya. "Saya belum dengar nih, dari tadi di kantor terus," jelas dia.
(ren)
