Pemerintah Diminta Bebaskan Awak Kapal yang Masih Disandera

Kelompok bersenjata Abu Sayyaf, kerap melakukan penculikan dan perampokan di Filipina Selatan.
Sumber :
  • www.worldbulletin.net

VIVA.co.id – Rasa senang dan haru dirasakan keluarga 10 Warga Negara Indonesia (WNI) korban penyanderaan milisi Abu Sayyaf. Pasalnya, mereka telah tiba di Jakarta tadi malam. Namun, suasana ini berbanding terbalik dengan perasaan keluarga 4 WNI lainnya, yang kini masih disekap.

Bareskrim Tangkap Pelaku Perdagangan Orang 2 WNI ke Kapal China

Penyanderaan terhadap 4 awak Tugboat (Tb) Hendry ini sudah berlangsung lebih dari dua pekan, dan sampai kini belum diketahui lokasi keberadaan mereka, termasuk kelompok yang menyandera.

Fitriani, kakak ipar Samsir, salah satu keluarga korban awak kapal Hendry menjelaskan, sampai sekarang pihak keluarga belum mendapatkan informasi, baik dari perusahaan PT Global selaku pemilik kapal, juga dari pemerintah, mengenai keselamatan dan perkembangan yang terjadi.

ABK Asal Indonesia Meninggal, Orang Tua Gugat Kapal Pesiar Amerika

"Keluarga berharap adanya upaya pembebasan dari perusahaan dan pemerintah," ujar Fitriani Senin, 2 Mei 2016.

Keluarga pun berharap pemerintah bisa segera memberikan kabar mengenai kondisi 4 WNI yang masih menjadi sandera itu, dan juga upaya pembebasan terhadap mereka. Sebab, sejak kapal mereka dibajak pada 12 April lalu, dan awaknya dinyatakan disandera di daerah Filipina Selatan, hingga kini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.

Bareskrim Selidiki Potensi Perdagangan Manusia 14 ABK Long Xing 629

Laporan: Muhammad Tahir/Tarakan - Kalimantan Utara

Lagi, 3 Pelaku Perbudakan ABK WNI di Kapal Long Xing Ditangkap

Bareskim Polri telah melakukan pemeriksaan 14 ABK Long Xing 629.

img_title
VIVA.co.id
23 Juni 2020