Eksperimen Siswa RI di Antariksa Hampir Tuntas, Hasilnya?

Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Sumber :
  • NASA

VIVA.co.id – Eksperimen siswa Indonesia yang dilakukan di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) segera akan kembali ke Bumi. Menurut informasi yang didapatkan dari dua tim , yaitu Tim Padi dan Tim Ragi, eksperimen mereka akan lepas dari ISS dan mendarat di Amerika Serikat pada 11 Mei nanti. Selanjutnya butuh waktu sekitar satu sampai dua pekan untuk sampai di Indonesia.

Rusia dan AS akan Berpisah

Menyambut kepulangan  mereka, kedua tim mengaku sedang menyiapkan diri untuk menganalisa data eksperimen mereka tersebut. Eksperimen perbandingan yang dilakukan di Bumi dijadwalkan akan dilakukan pada pertengan Mei nanti. 

"Jadi sekarang mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk analis data itu apa saja, dan karena ini penelitian di ISS, kami sedang bikin replikanya di Bumi. Buat perbandingan," jelas pendamping Tim Ragi, Mirtanina Sisyeline Bawekes kepada VIVA.co.id, kemarin. 

AS dan Rusia (Kembali) Akur

Sisyeline mengatakan, riset eksperimen yang dilakukukan di Bumi itu bertujuan sebagai pembanding data bagaimana padi dan ragi tumbuh di ruang nol gravitasi dan di ruang bergravitasi. Tim akan melihat apakah benar ada pengaruh gravitasi pada riset mereka atau tidak. 

Wanita yang akrab disapa Eli itu menuturkan, untuk Tim Ragi akan melihat pengaruh gravitasi pada proses fermentasi. Saat ini tim sedang mulai membuat alat untuk replika eksperimen dan kemungkinan dalam dua pekan setelah riset eksperimen di Bumi dilakukan, bisa mengetahui hasil. Analisa dijadwalkan akan dibarengkan dengan kedatangan Microlab yang dikirim dari Amerika Serikat.

China Kirim Pesawat Ruang Angkasa ke China Bersama 3 Taikonaut

"Begitu Microlab sampai di Indonesia, dianalisa dan dibandingkan bagaimana. Hasilnya akhir Mei," ujarnya. 

Sedangkan pembimbing Tim Padi, Bennett Jonathan Krisno, mengatakan timnya juga sedang mempersiapkan riset eskperimen di Bumi. Senada dengan Eli, Bennett mengatakan riset di Bumi merupakan pembanding eksperimen yang dilakukan di ISS. 

"Replika eksperimen ini juga bisa memberi tahu kita jika eksperimen di luar angkasa ada masalah, karena (ini) memang duplikat," kata dia kepada VIVA.co.id, kemarin. 

Dia mengatakan saat ini memang riset eksperimen belum berjalan. Alasannya, tim masih mempersiapkan material untuk riset eksperimen yang tergolong sebuah tantangan. Tim harus mencari bahan riset pembanding yang sesuai dengan standar Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). 

Soal sulitnya mendapatkan bahan riset eksperimen itu, kata Bennett, karena semua komponen didatangkan dari luar negeri sesuai standar keamanan NASA. 

"Semua komponen harus ada semacam sertifikat dan bisa dilacak terbuat dari apa, beli di mana, dan sebagainya," ujar Bennett.

Untungnya, kata dia, pembuatan duplikat riset eksperimen Tim Padi sudah hampir selesai. Mereka menyicil pembuatan duplikat riset lebih dari sebulan yang lalu. "Sudah 90 persen selesai," tuturnya. 

Diberitakan sebelumnya, pada akhir Maret lalu, eksperimen siswa Indonesia diluncurkan ke ISS. 

Dua eksperimen itu dibuat dalam bentuk micro-lab yang difungsikan untuk bisa meneliti pertumbuhan ragi dan padi dalam kondisi gravitasi nol. Eksperimen pertama disiapkan oleh tim siswa dari SMA Unggul Del di Laguboti, Sumatera Utara.

Mereka bertugas mempelajari pertumbuhan ragi (yeast) di luar angkasa. Ini merupakan eksperimen pendahuluan sebelum meluncurkan eksperimen berikutnya untuk mempelajari cara menumbuhkan tempe di antariksa.

Eksperimen kedua disiapkan oleh tim siswa gabungan dari beberapa SMA di Jakarta, Bandung, dan Jayapura untuk mempelajari pertumbuhan padi di luar angkasa. 

Perangkat micro-lab yang dirancang oleh para siswa SMA tersebut dilengkapi dengan kamera digital, sensor, dan  micro-controller. Dengan semua perangkat ini diharapkan eksperimen terkait pertumbuhan ragi dan padi dapat diamati dari Bumi atau di mana pun, asal terhubung dengan Internet. Mereka juga bisa mengunduh foto-foto dari micro-lab yang dipancarkan dari ISS ke Bumi.

Dua eksperimen siswa Indonesia itu diluncurkan melalui Cygnus cargo freighter yang 'menggendong' roket Altas 5 dari fasilitas peluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. 

  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya