Awal Pekan IHSG Diperkirakan Bergerak Bervariasi

Ilustrasi bursa efek.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Pada perdagangan awal pekan sekaligus menandai awal Mei yang dimulai dengan fraksi harga baru, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi berpeluang rebound (tren balik arah) terbatas.

Rusuh di Gedung Kongres AS, Bursa Wall Street Malah Cetak Rekor Baru

"IHSG diperkirakan bergerak dengan di level 4.810 hingga 4.870," kata Analis David N Sutyanto di Jakarta, Senin 2 Mei 2016.                                           

David menyampaikan, sentimen positif akan digerakkan dengan data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini yang diperkirakan bisa tumbuh di atas lima persen setelah kuartal sebelumnya tumbuh 4,74 persen (year on year) dan angka inflasi April yang diperkirakan mencatatkan deflasi.

IHSG Dibuka Melemah, Terseret Keoknya Wall Street dan Bursa di Kawasan

Sedangkan dari kawasan data aktivitas manufaktur China April lalu yang melambat dengan angka indeks 50,1 di bawah estimasi sebelumnya 50,3 akan membatasi pergerakan sejumlah saham terutama yang berbasiskan komoditas.

Selain itu, David juga menyampaikan, selama sepekan terakhir IHSG bergerak tren menurun di mana koreksi 1,55 persen terutama akibat rilis laba kuartal pertama sejumlah emiten sektoral di bawah perkiraan sebelumnya. "Sepanjang April lalu IHSG koreksi tipis 0,5 persen, setelah tiga bulan pertama tahun ini mencatatkan penguatan," ujarnya.

Bursa Wall Street Bergejolak Dapat Kabar Trump Positif COVID-19

Sementara perkembangan pasar saham global akhir pekan lalu masih ditandai dengan aksi jual. Di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,32 persen dan 0,51 persen tutup di 17.773,64 dan 2.065,34.

Sepekan terakhir indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 1,3 persen. Tekanan jual terutama akibat sentimen pencapaian laba kuartal pertama  sejumlah perusahaan dan data ekonomi AS yang kurang menggembirakan.

Namun sepanjang April indeks DJIA dan S&P berhasil menguat masing-masing 0,5 persen dan 0,3 persen menandai penguatan untuk tiga bulan berturut-turut.

Penguatan pasar saham global April lalu terutama ditopang rally harga komoditas energi dan tambang logam lainnya. Harga minyak mentah sepanjang April lalu menguat hingga 20,68 persen di US$45,99 per barel.

Dengan demikian, David merekomendasikan saham-saham berikut untuk di akumulasi adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT PP Tbk (PTPP), PT Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT United Tractor Tbk (UNTR).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya