Pemerintah Umumkan Pembebasan 10 WNI di Istana Bogor

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rebecca Reiffi Georgina

VIVA.co.id – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso membenarkan, kelompok militan Abu Sayyaf telah membebaskan 10 WNI anak buah kapal Brahma 12 yang disandera sejak 26 Maret 2016.

Menhan Sebut Peran Kivlan Zen dalam Pembebasan Empat WNI

"Iya, memang benar sudah dibebaskan," kata Sutiyoso kepada VIVA.co.id, Minggu, 1 Mei 2016.

Saat ditanya mekanisme pembebasan, apakah melalui pembayaran tebusan Rp5,4 miliar atau tidak, Sutiyoso tidak bersedia memberi penjelasan. Menurutnya, pemerintah akan memberi keterangan resmi terkait hal ini.

Kronologi Penyerahan 4 WNI Sandera Abu Sayyaf

"Jadi sebentar lagi, sore ini pemerintah akan memberikan keterangan resmi," katanya.

Belum diketahui siapa yang akan mengumumkan secara resmi soal pembebasan 10 WNI itu. Tapi menurut informasi, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi akan memberikan laporan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat.

Keluarga WNI Sandera Abu Sayyaf Diharapkan Datang Menjemput

"Saya tidak bisa memberikan informasi apapun. Karena akan diumumkan pemerintah. Iya di Istana Bogor," katanya.

Berdasarkan informasi yang disiarkan media Filipina, para pelaut asal Indonesia itu dilepaskan setelah lima pekan menjadi tawanan kelompok Abu Sayyaf. Menurut Kepala Polisi Provinsi Jolo, Filipina, Junpikar Sitin, 10 awak kapal yang dibajak kelompok Abu Sayyaf dibawa oleh orang-orang tak dikenal ke rumah Gubernur Jolo Abdusakur Tan.

"Laporan (pembebasan mereka) dikonfirmasi. Mereka ada di sana. Saya melihat mereka," kata Sitin, seperti dilansir Buletin Manila, Minggu, 1 Mei 2016.

Namun dia tidak mengetahui secara rinci kondisi para sandera. Dia menyebutkan, para sandera kemudian diberi makan siang di rumah gubernur. Jumlahnya adalah 10 orang, dan kelompok Abu Sayyaf hingga kini masih menyandera 11 warga asing lainnya. Empat di antaranya warga negara Indonesia, empat warga Malaysia, seorang warga Kanada, seorang warga Norwegia, dan seorang lagi warga negara Belanda.

Empat WNI yang masih ditawan diketahui merupakan korban pembajakan gelombang kedua yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya