Dua Terduga Teroris Santoso Dimakamkan di Poso

Ilustrasi/Suasana setelah baku tembak aparat keamanan dengan teroris di Poso pada 2016 lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Bayu

VIVA.co.id – Jenazah dua terduga teroris yang tewas dalam kontak senjata dengan aparat keamanan di desa Sanginora, Poso Pesisir Selatan pada Selasa 9 Februari 2016 lalu, dimakamkan.

13 Prajurit TNI Pemburu Jaringan Teroris Poso Naik Pangkat Luar Biasa

Pemakaman keduanya dilakukan di pemakaman umum di Kelurahan Kayamanya, Kecamatan Poso Kota, Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu 14 Februari 2016, sekitar pukul 22.30 WITA. 

Sebelumnya, kedua jenazah tersebut dijemput pihak keluarga dari kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Palu pada Minggu sore, dengan didampingi tim Pengacara Muslim.

Pasukan Macan Tutul Kostrad Pemburu Ali Kalora Disambut Mayjen Andi

“Semula akan dimakamkan di Desa Uedele dan Malino, tempat tinggal keduanya. Namun, rencana itu berubah dan dimakamkan di Keluarahan Kayamanya. Semua persiapan sudah siap, begitu jenazah tiba di Poso langsung dimakamkan,’’ kata Andi Akbar, tim pengacara muslim di Palu.

Setelah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu dari lokasi kontak senjata di Desa Sanginora, kedua jenazah yang diduga kelompok bersenjata pimpinan Santoso ini, akhirnya diketahui identitasnya.

Basri alias Bagong Napi Teroris Kelompok Poso Ikrar Setia pada NKRI

Satu jenazah yang diduga adalah eksekutor penembakan Bripka Wahyudi Syahputra, bernama Sukardin alias Din, warga Desa Uedele, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Unauna, Sulawesi Tengah. Sementara itu, satu jenazah lainnya adalah Agus Suriyanto, alias Farhan, warga Kecamatan Tanah Grogot Kalimantan Timur.

Identitas keduanya diketahui, setelah istri dan anak kedua jenazah ini datang ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu, untuk memastikan identitas mereka.

Istri dari masing-masing jenazah memastikan, berdasarkan ciri-ciri fisik, kedua anggota kelompok Santoso ini, adalah suami mereka yang sejak empat tahun yang lalu meninggalkan rumah.

“Jenazahnya sudah pasti suami saya Agus Suriyanto, berdasarkan ciri-ciri fisik seperti bentuk gigi dan tanda bekas luka di bagian kaki,’’ kata Fitriana istri Agus Suriyanto di Rumah Sakit Bhayangkara Palu.

Selama menunggu kedatangan kedua jenazah hingga proses pemakaman berlangsung, jalur poros Trans Sulawesi di Kelurahan Kayamanya sempat ditutup oleh warga sekitar lima jam. Pengguna jalan harus menggunakan jalur alternatif lain, yang menghubungkan Kelurahan Moengo dengan Kelurahan Lembomawo.

Setibanya di Poso, kedua jenazah disemayamkan di rumah duka berbeda, yang masih berada di kelurahan yang sama. Iring-iringan warga mengantar kedua jenazah ke pemakaman.

Laporan : Mitha Meinansi

(asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya