Sumber :
- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA.co.id
- Program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) yang telah diluncurkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin dikenal masyarakat. Laku Pandai, bahkan telah memberikan keuntungan tersendiri bagi agen yang berkontribusi.
Salah satu agen Laku Pandai di Kabupaten Cirebon, tepatnya desa Karang Mulya, Mimin Ratmini (45) mengaku, mendapat keuntungan kemudahan akses perbankan secara pribadi. Sekaligus, memperoleh keuntungan dari komisi yang diperoleh tiap bulan dari bank penyelenggara. Komisinya terus meningkat semenjak ia menjadi agen dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) pada Oktober lalu.
Baca Juga :
OJK Ingin Indonesia Timur Melek Perbankan
Baca Juga :
Layanan Laku Pandai Danamon Rambah 5 Kota
Salah satu agen Laku Pandai di Kabupaten Cirebon, tepatnya desa Karang Mulya, Mimin Ratmini (45) mengaku, mendapat keuntungan kemudahan akses perbankan secara pribadi. Sekaligus, memperoleh keuntungan dari komisi yang diperoleh tiap bulan dari bank penyelenggara. Komisinya terus meningkat semenjak ia menjadi agen dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) pada Oktober lalu.
"Komisi kan tergantung transaksi nasabah, saya baru masuk bulan Oktober. Setelah sebulan, saya dapat Rp30 ribu di November. Lalu, Desember sudah Rp50 ribuan, Januari sudah Rp220 ribuan," kata Mimin, ditemui di Desa Karang Mulia Cirebon, Jawa Barat, Minggu 14 Februari 2016.
Ia menjelaskan, setiap orang dapat melakukan transaksi keuangan melalui dirinya, baik itu untuk membuka rekening, melakukan penarikan, atau beberapa transaksi lainnya. Agen akan memperoleh komisi dari bank penyelenggara Laku Pandai dari setiap transaksi tersebut.
"Saya di BTPN, wow, bulan Oktober sudah masuk tujuh nasabah. Jadi, saya jangkau orang dekat saja dulu. Lalu, November udah 50 nasabah, sampai sekarang sudah 204. Tadi pagi nambah, dan kemarin juga," kata dia.
Ia menyampaikan, ada suka duka saat melakoni sebagai agen Laku Pandai. Dia mengaku mendapat pengetahuan lebih dari program tersebut dan bisa berkomunikasi dengan lebih banyak orang.
"Dukanya karena banyak yang nolak, saya disebut tukang kredit. Lalu, misalnya kalau lagi semangat cari nasabah, anak sakit. Tetapi, Kalau saya memang tiap hari ditargetkan (nasabah) sebanyak mungkin, balik lagi ke nasabah, bersedia apa tidak. Kadang, sehari belakangan dapat sepuluh orang," ucapnya. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Komisi kan tergantung transaksi nasabah, saya baru masuk bulan Oktober. Setelah sebulan, saya dapat Rp30 ribu di November. Lalu, Desember sudah Rp50 ribuan, Januari sudah Rp220 ribuan," kata Mimin, ditemui di Desa Karang Mulia Cirebon, Jawa Barat, Minggu 14 Februari 2016.