VIVA.co.id - PT Asahimas Chemical (Asahimas) melakukan perluasan pabriknya di Cilegon, Jawa Barat. Perusahaan petrokimia asal Jepang ini merogoh kocek sebesar US$885 juta, atau Rp12,3 triliun (dengan kurs Rp13.900 per dolar Amerika Serikat) untuk melakukan investasi, seperti perluasan pabrik senilai US$425 juta dan pembangunan PLTU 2x150 MW dengan nilai investasi US$460 juta.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Franky Sibarani, mengatakan proyek perluasan Asahimas ini memperlihatkan iklim investasi di Indonesia yang kondusif dan berdaya saing.
"Ini terbukti dari perusahaan yang existing (telah ada) tetap dapat menjalankan usahanya, dan bahkan melakukan perluasan sebanyak sembilan kali sejak berdirinya di tahun 1986," kata Franky dalam acara peresmian perluasan pabrik, ekspor perdana Asahimas, serta Ground Breaking PLTU Asahimas, seperti dikutip dalam siaran pers, Jumat 12 Februari 2016.
Perluasan pabrik Asahimas akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi dua kali lipat yang akan memperkuat industri substitusi impor bahan kimia dasar. Dari sisi tenaga kerja, proyek perluasan Asahimas menyerap tambahan tenaga kerja Indonesia sebesar 245 orang, dari total tenaga kerja saat ini sebanyak 1.000 orang.
Menurut Franky, perluasan yang dilakukan oleh Asahimas sangat positif untuk peningkatan daya saing Indonesia, terutama untuk mengurangi impor bahan baku dan menghemat devisa negara senilai US$97 juta per tahun.
"Investasi ini akan memperkuat daya saing Indonesia di ASEAN baik dari sisi ketersediaan bahan baku bagi industri di dalam negeri maupun kontribusi terhadap ekspor,” tambahnya.
PT Asahimas Chemical merupakan anak perusahaan Asahi Glass Company (AGC), yang merupakan perusahaan asal negara Jepang di bidang usaha industri kaca lembaran, kaca otomotif, display, elektronik, energi dan bahan kimia.
Di Indonesia, AGC memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Asahimas Chemical dan PT Asahimas Flat Glass Tbk, dengan total kumulatif investasi di Indonesia US$1,5 miliar. (asp)
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
Hanya fenomena politik jelang pilkada.
