Rupiah Lanjutkan Penguatan, Ini yang Perlu Diantisipasi

Dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan akan melanjutkan tren apresiasi yang didorong oleh sentimen positif terkait rilis data-data ekonomi Amerika yang di bawah ekspektasi pasar.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
"Laju rupiah diharapkan dapat melanjutkan kenaikan, seiring mulai menguatnya sejumlah mata uang terhadap dolar AS," kata analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu 2 Desember 2015.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Namun, kata Reza, para pelaku pasar disarankan untuk tetap mencermati sentimen yang ada dan mewaspadai jika penguatan rupiah hanya bersifat sementara. Pihaknya memperkirakan laju rupiah di atas target batas bawah di level Rp13.855.

"Mulai maraknya sentimen positif dari global dan domestik membuat rupiah mampu berbalik arah menguat," tuturnya.

Dia menyebutkan, pelemahan dolar AS dipengaruhi oleh rilis data Chicago PMI yang berada di bawah ekspektasi, serta data penjualan rumah dan indeks manufaktur Dallas Fed yang juga di bawah ekspektasi.

Selain itu, apresiasi rupiah juga ditopang oleh penguatan dolar Australia yang didorong katalis positif berupa pelunggaran kebijakan ekonomi Australia.

Dia menambahkan, penguatan rupiah juga terdorong oleh ekspektasi penguatan yuan, setelah Lembaga Donor Internasional (IMF) memasukkan mata uang China ini ke dalam mata uang cadangan.

"Sentimen dari dalam negeri berupa rilis inflasi yang dinilai rendah, walaupun kondisi ini tidak serta merta memicu Bank Indonesia untuk menurunkan BI Rate," tutur Reza.

Dia mengatakan, sebelumnya terpantau bahwa dolar AS melemah terhadap euro, poundsterling, yuan, yen, dan beberapa mata uang lain. "Kenaikan rupiah pun mampu mengesampingkan ekspektasi kami sebelumnya bahwa akan ada pelemahan," ujar Reza.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya