Waria Semarang Puasa Seks Agar Tak Tertular HIV/AIDS

Peringatan Hari Transgender Sedunia
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id - Perkumpulan Waria Kota Semarang (Pewaris) memiliki cara sendiri untuk menangkal virus mematikan HIV/AIDS di kalangan mereka. Salah satu cara itu ialah dengan mengedepankan perilaku puasa seks atau tidak berhubungan seksual sesama waria.
UNICEF: Satu Anak Terinfeksi HIV Setiap 2 Menit pada 2020

Memperingati Hari AIDS se-Dunia yang jatuh hari ini, kalangan waria di Semarang selalu menekankan pentingnya puasa seks, terutama bagi mereka yang belum punya pasangan resmi.
Alasan Varian COVID Omicron Banyak Diidap Pasien HIV-AIDS

"Tidak hanya kami. Semua orang sebenarnya penting puasa seks jika belum punya pasangan resmi. Ini untuk menjauhkan diri dari bahaya HIV/AIDS," kata Maya, Koordinator Divisi Hukum dan HAM Persatuan Waria Semarang (Pewaris) kepada VIVA.co.id di Semarang, Selasa, 1 Desember 2015.
3 Obat Penyakit Ganas Diklaim Sembuhkan Pasien Corona COVID-19

Menurutnya, langkah yang cukup unik ini dilakukan agar penularan virus yang kerap melanda kaum waria bisa dikurangi. Cara lain adalah selalu menekankan pemakaian kondom saat melakukan hubungan seksual di kalangan mereka.

"Tapi sebaiknya kita harus setia pada pasangan dan menjauhi pemakaian jarum suntik secara bersama-sama. Intinya jaga diri dari hal-hal rentan itu dengan safety sex (perilaku aman berhubungan seksual)," ujarnya.

Maya menyebutkan, jumlah kaum waria di Kota Semarang, khususnya anggota Pewaris, mencapai 120 orang. Dia membenarkan komunitasnya memang sangat rentan tertular HIV/AIDS karena hingar-bingar kehidupan malam yang acap dilakoni para waria.

"Kami memang rawan kena (HIV/AIDS) itu apalagi kalau melakukan seks tanpa pengaman," katanya.

Meski tak menyebut berapa jumlah penderita HIV di komunitas Pewaris, Maya mengaku terus melakukan berbagai upaya antisipasi dan pendampingan terhadap waria yang memang positif HIV.

"Kita secara terus menerus lakukan pendampingan bagi anggota kita yang ODHA (orang yang hidup dengan HIV/AIDS). Mereka kita dampingi agar bisa mengakses obat-obat yang diperlukan ke rumah sakit tertentu," kata Maya.

Pewaris kini juga telah bekerja sama dengan sejumlah instansi terkait, seperti Puskesmas dan Dinas Kesehatan, maupun Komisi Penanggulangan AIDS Semarang, untuk rutin memeriksa kesehatan sekali setiap lima bulan.

Momentum Hari AIDS se-Dunia, kata Maya, menjadi penyadaran bersama, khususnya anggota komunitasnya, untuk berhati-hati dalam bergaul. Utamanya yang menjurus pada perilaku seksual.

"Sekarang tinggal individunya yang harus sadar risiko terhadap hal rentan tertular HIV ini karena kita memang sangat rawan kalau melakukan seks dengan tidak aman," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya