NU: Aneh, Rumah Ibadah Dibakar Saat Momentum Keagamaan

Kerusuhan Tolikara Papua
Sumber :
  • VIVA.co.id/Banjir Ambarita (Papua)

VIVA.co.id - Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdatul Ulama, Rumadi Ahmad, menyesalkan adanya peristiwa pembakaran dua gereja di Aceh Singkil, Provinsi Aceh.

Juru Bicara Eks Gafatar: Kami Punya Hak Berpindah Tempat

Dalam peristiwa itu, satu orang tewas akibat terkena senjata api dan empat lainnya luka-luka. Menurut Rumadi, peristiwa tersebut bukanlah kali pertama terjadi, dan merupakan peristiwa yang terus berulang.

"Ini polanya berulang, pasti isunya dikemas keresahan dan izin tempat ibadah," kata Rumadi di lantai 3 Graha Oikoumene, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Oktober 2015.

Dia mengaku bingung dengan adanya kasus seperti ini lagi. Pasalnya, beberapa waktu lalu juga sempat terjadi peristiwa serupa, yaitu kasus pembakaran sebuah musala di Tolikara, Papua Barat.

"Empat bulan lalu, kasus serupa di ujung Timur (Tolikara), sekarang di ujung Barat (Aceh). Saya nggak tahu ini kebetulan atau direkayasa. Saya nggak tahu peristiwanya menggunakan momentum hari besar keagamaan," katanya.

Rumadi menjelaskan, dari dua peristiwa tersebut mulai terlihat bahwa hari besar keagamaan dimanfaatkan untuk peristiwa-peristiwa seperti ini. Dia menilai masyarakat mudah terprovokasi terhadap masalah-masalah seperti ini.

"Tapi, karena ada virus intoleran, masalah seperti ini bisa terjadi. Jika tidak bisa diatasi, bukan tidak mungkin akan terjadi di tempat lain, balas dendam. Ini yang paling mengkhawatirkan," tuturnya.

Untuk itu, kata Rumadi, tak ada alasan bagi aparat dan pemerintah untuk segera mengatasi dan mengantisipasi agar peristiwa di Aceh tidak terjadi di wilayah lain.

Menurutnya, tokoh agama harus segera mengatasi ini, dikarenakan masyarakat sangat mudah terprovokasi jika menyangkut keagamaan.

"Penyakit masyarakat itu bukan hanya miras dan pelacuran. Intoleransi juga penyakit yang harus disembuhkan. Tapi, ada pejabat pemerintah yang menggunakan masalah ini untuk aspek politik," kata Rumadi.

Selain itu, Rumadi menjelaskan bahwa untuk kasus perizinan pendirian gereja yang terjadi di Aceh Singkil, bukan hanya dialami oleh gereja saja. Menurutnya, persoalan izin pendirian rumah ibadah pun juga kerap dirasakan oleh umat beragama lainnya yang di Indonesia.

"Masalah di Aceh Singkil hanya pintu masuk saja. Persoalan izin, bukan hanya di Kristen, tapi di Islam pun juga banyak. Ini semua karena masyarakat sakit, hal- hal yang sebenarnya selesai dengan toleransi, tapi karena dinaikkan eskalasinya, maka terjadilah di Aceh Singkil," kata dia. (ase)

Hakimi Eks Gafatar, Gubernur Kalbar Tak Mau Salahkan Massa
Api Tak Kunjung Padam.

Warga Mengamuk, Sembilan Rumah Ibadah di Medan Dibakar

Personel TNI dan Polri sudah mengamankan lokasi kejadian.

img_title
VIVA.co.id
30 Juli 2016