Palembang Andalkan Industri Kreatif Songket

Kain Songket Palembang
Sumber :
  • Dok. Image Dynamics
VIVA.co.id
Mi Bikini yang Meresahkan Negara
- Pengembangan industri kreatif dari Palembang, Sumatera Selatan, terus dipacu seiring beragamnya produk dan pelaku usaha muda yang bertambah. Kain songket dan kuliner menjadi produk unggulan dari kota yang dibelah Sungai Musi itu.

Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop
Apalagi, kekhasan songket Palembang diperkaya oleh pengaruh perpaduan beberapa budaya yang mewarnai sosial-budaya itu. Menurut sejarahnya, kain songket Palembang mendapat pengaruh cukup kuat oleh India dan Tiongkok.

Saleh Husin: Reshuffle Jadi Titik Balik Perbaikan Ekonomi
”Cantiknya songket Palembang juga didukung oleh telatennya para perajin memasukkan pernik-pernik yang detail, jadi ada unsur ’craftmanship’ yang terus dipertahankan. Juga semakin berkembang oleh kreativitas desainer dan pelaku usaha mudanya,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat meresmikan pembukaan Pameran Sriwijaya Exhibition III, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa 6 Oktober 2015.

Menurut Menperin, Songket Palembang juga tampak selaras pada jenis kain-kain songket di wilayah lain seperti Jambi, Riau, dan Medan. Kain ini menunjukkan cita rasa yang mewakili kebesaran orang-orang yang mengenakan.

Kuliner Palembang juga menjadi fokus pengembangan lebih lanjut. Ragamnya beraneka macam mulai yang berbasis pempek antara lain lenjer, kapal selam, keriting hingga pempek kulit. Selain itu, terdapat jenis lainnya seperti kue bluder, masakan laksan, dan celimpungan.

Teknologi informasi dan media sosial bisa dimaksimalkan untuk pemasaran songket dan kuliner. “Beberapa pelaku usaha pempek di Palembang sudah mulai mengirimkan produknya melalui paket ke luar daerah, nilai jualnya adalah jaminan keaslian bahan baku, proses produksi dan cukanya benar-benar dari Palembang,” tutur Saleh.

Ada tiga sektor unggulan di bidang industri kreatif seperti kuliner, fesyen, dan kerajinan yang menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar. Pada 2013, pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 5,76 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,74 persen.

Pada 2015-2019, kontribusi produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif ditargetkan mencapai 7-7,5 persen dengan syarat pertumbuhan PDB industri kreatif minimal 5-6 persen.

Selain itu, tingkat partisipasi tenaga kerja industri kreatif ditargetkan mencapai 10,5-11 persen dari total tenaga kerja nasional, dan peningkatan devisa negara mencapai 6,5-8 persen. 

Pemerintah juga berharap, industri kreatif di Sumatera Selatan terus dikembangkan dengan tidak tergantung pada material impor. Upaya ini agar tidak terkena imbas kenaikan nilai tukar dolar yang sedang terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia.

“Pelaku usaha songket Palembang juga kami dorong untuk semakin berani mengembangkan motif dan teknik produksi. Jadi, unsur tradisionalnya tetap kita jaga, sekaligus memperluas pasar, baik dari seluruh usia di Sumsel maupun ke daerah lain hingga mancanegara,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah, Euis Saedah. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya