Solidaritas Salim Kancil, Petani Jateng Ruwat Kejaksaan

Petani Jateng Ruwat Kejaksaan untuk Solidaritas Salim Kancil
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id - Ratusan petani dari berbagai daerah di Jawa Tengah berunjuk rasa di halaman kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah di Semarang pada Selasa, 6 Oktober 2015. Massa yang tergabung dalam Aliansi Petani untuk Transparansi dan Kedaulatan Desa itu melakukan rangkaian aksi solodaritas atas terbunuhnya Salim alias Kancil, seorang petani di Lumajang, Jawa Timur.
Kisah Tangisan Anak TK Iringi Penyiksaan Salim Kancil

Dalam aksinya, mereka meruwat (ritual membebaskan nasib buruk) gedung Kejaksaan, yang bertepatan dengan refleksi Hari Tani Nasional. Kedatangan ratusan petani dari Batang dan wilayah pantai utara Jawa Pantura itu juga membawa sejumlah atribut gunungan berisi hasil-hasil pertanian. Mereka lalu menggelar doa-doa dan ruwatan hingga menyerbu gunungan.
Kades Pembunuh Salim Kancil Rutin Suap Muspika

Koordinator aksi, Rosikin, menjelaskan bahwa aksi solidaritas pada itu mengingat permasalahan agraria yang berimbas pada diskriminasi petani masih sering terjadi. Kasus termutakhir adalah pembunuhan Salim Kancil dan penganiayaan rekannya, Tosan.
Tosan Rekan Salim Kancil Kebal Ditebas Aneka Senjata Tajam

Menurut Rosikin, diskriminasi yang paling banyak mengorbankan petani karena kinerja aparat hukum yang tidak maksimal. Apalagi konflik agraria berhubungan langsung dengan kepentingan besar para pemilik modal dan pemerintah.

"Kami mengingatkan, aparat penegak hukum seperti Kepolisian dan Kejaksaan untuk berlaku adil dan tidak berpihak pada kepentingan pemilik modal," ujarnya.

Para petani juga menuntut pemerintah segera melaksanakan reformasi agraria sesuai mandat Undang-undang Pokok Agraria Tahun 1960.

Berdasarkan pantauan VIVA.co.id, ruwatan kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah itu cukup menyita perhatian publik. Sedikitnya 500 petani dari kalangan ibu dan pemuda lintas usia, khusuk merapal doa-doa. Ditunjuk pula seorang dukun yang duduk di atas mobil komando sambil membakar kemenyan dan dupa. Lalu, sesajian dari hasil tani itu diarak dan diserbu massa.

Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Hartadi, yang menemui langsung para pendemo menyambut baik tuntutan para petani. Dia berjanji memperbaiki kinerja hukum dengan transparan tanpa intervensi.

"Kejaksaan tanpa rakyat tak bisa bekerja. Maka kami mendukung baik aksi para petani hari ini. Kita ingin kinerja kita selalu diawasi," kata Hartadi, disambut tepuk tangan massa pendemo.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya