Sumber :
VIVA.co.id
- Sebagai warga negara Indonesia jangan sampai salah memahami pancasila, pancasila bukan pilar melainkan pondasi dasar berbangsa dan bernegara. Empat pilar lebih cocok dinamakan pilar MPR. Hal ini disampaikan Wakil Ketua MPR Mahyudin dalam sosialisasi Empat Pilar, di Gedung G Lantai 1 Kampus UNJ, Selasa 6 Oktober 2015.
Menurut Mahyudin sedikitnya ada empat hal yang menjadi pilar demokrasi. Pertama, Pancasila, kedua Undang-undang, ketiga NKRI dan keempat Bhineka Tunggal Ika.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Menurut Mahyudin sedikitnya ada empat hal yang menjadi pilar demokrasi. Pertama, Pancasila, kedua Undang-undang, ketiga NKRI dan keempat Bhineka Tunggal Ika.
Baca Juga :
Zaskia Gotik Jadi 'Duta Pancasila,' Kok Bisa?
“Empat pilar ini sangat mendalam maknanya untuk menjadi pilar dalam kehidupan berkebangsaan. Pancasila sebagai tiang. Dahulu ada yang meriview ke mahkamah konstitusi, tapi akhirnya ditolak, begitu juga dengan NKRI, itu adalah harga mati meskipun banyak pemberontakan dan bhineka tunggal ika sebagai semboyan kita,” ujar Mahyudin.
Lebih lanjut dijelaskan, jika ada warga negara Indonesia tidak hafal pancasila itu keterlaluan, tingkat apatisnya sangat tinggi. Kesadaran tentang bernegara perlu lebih ditingkatkan.
“Banyak pemimpin negara saat ini yang kehilangan contoh, bahkan meniru ke barat. Ke depan banyak tantangan yang harus kita hadapi terutama lemahnya pemahaman terhadap agama,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I UNJ Muklis Rantoni Nurdin mengatakan bahwa selain pemerintah mahasiswa juga berperan penting mengkontruksi empat pilar ini dengan idealismenya. “Kita harapkan mahasiswa sebagai agent of change bisa memahami dan mengamalkan pancasila,” katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
“Empat pilar ini sangat mendalam maknanya untuk menjadi pilar dalam kehidupan berkebangsaan. Pancasila sebagai tiang. Dahulu ada yang meriview ke mahkamah konstitusi, tapi akhirnya ditolak, begitu juga dengan NKRI, itu adalah harga mati meskipun banyak pemberontakan dan bhineka tunggal ika sebagai semboyan kita,” ujar Mahyudin.
