- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id - Proses pencarian jejak dan petunjuk pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori di Danau Kenanga UI akhirnya berakhir. Polisi menemukan sejumlah benda mencurigakan berupa besi pendek dan tong, Senin 5 Oktober 2015.
Namun, polisi meyakini benda-benda keras itu hanya barang sisa proyek yang memang sengaja dibuang. Pantauan VIVA.co.id, proses pencarian barang bukti atas kasus ini berakhir sekitar pukul 17.30 WIB. Kabar lain menyebutkan, sebelumnya Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Khrisna Murti sempat memimpin langsung pencarian pada malam Minggu.
Baca Juga:
Dalam proses ini, polisi mengerahkan sedikitnya lima tim penyelam dari Brimob Kelapa Dua untuk melacak adanya bukti tambahan di danau yang memiliki kedalaman sekira tiga meter tersebut.
Tak hanya mengandalkan kekuatan personel, polisi juga menggunakan alat khusus berupa sonar yang diharapkan mampu mendeteksi adanya benda logam dan besi yang dianggap berkaitan dengan kasus ini. Sayangnya, tidak satu pun petugas yang ditemui di lokasi bersedia memberikan keterangan dengan alasan, kasus ini ditangani Polda.
"Jangan sekarang, nanti saja sama Pak Dirkrimum," ujar salah seorang petugas yang sempat melarang sejumlah awak media yang tengah meliput. Rencananya, proses pencarian dengan penyelam bakal dilanjutkan esok hari.
Seperti diketahui, korban yang akrab disapa Ace mahasiswa Fakultas MIPA Biologi itu ditemukan tewas pada Kamis pagi, 26 Maret 2015. Jasadnya ditemukan mengambang di danau tersebut dengan kondisi sudah membengkak.
Saat jasadnya dievakuasi, polisi dikejutkan dengan adanya sejumlah batu di dalam tas korban. Tak hanya itu, dari hasil penelusuran, polisi juga menemukan surat wasiat di kamar kos korban. Belakangan diyakini, jika surat tersebut ditulis oleh dua karakter.
Serangkaian proses penyelidikan yang dilakukan polisi pun akhirnya mengarah pada kasus pembunuhan. Namun, sampai sekarang, kasus itu belum juga jelas.
Setahun Tewasnya Akseyna, Polisi Diminta Kerja Ekstra
Jika memang pembunuhan, jangan biarkan pembunuhnya bebas berkekeliaran
