Saat Bung Karno Dikerjai Ajudan yang Ingin Buang Air Besar

Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Dody Handoko

VIVA.co.id - Bung Karno dikenal sebagai Presiden yang tidak terlalu formal. Dengan pengawalnya, Bung Karno juga tidak terlalu kaku. Banyak cerita-cerita yang mengisahkan hubungan antara Presiden Soekarno dan pengawal pribadinya yang jenaka.
 
Dalam buku Total Bung Karno karya Roso Daras diceritakan, pernah ada kejadian unik. Presiden Soekarno harus menunggu seorang pengawalnya. Peristiwa itu berlangsung ketika Bung Karno pergi ke rumah dokter gigi di Kota Baru, Yogyakarta, dengan sopir Pak Arif, beserta ajudan Pramurahardjo dan dikawal Sudiyo.
 
Belum lama Bung Karno tiba di rumah dokter itu, Sudiyo lapor kepada ajudan presiden, perutnya sakit. Atas keputusan ajudan, Pak Arif diperintahkan mengantar Sudiyo pulang ke istana, dan membawa seorang pengawal pribadi yang sedang bertugas, sebagai pengganti.
 
Sebelum mobil tadi kembali ke rumah dokter, Bung Karno sudah pamit kepada tuan rumah, untuk segera kembali ke istana. Setelah Bung Karno sampai di serambi depan, ajudannya gelisah.

Menguak Ambisi Bung Karno Bangun Gedung Sarinah

Ajudan pun melaporkan, mobil belum datang karena dipakai mengantar Sudiyo yang sedang sakit perut, pulang ke istana. Mendengar laporan itu, Bung Karno tidak marah, malah berkata, "Baik, tidak apa-apa. Saya tunggu dulu di sini."
 
Setelah mobil dan pengawalnya datang, Bung Karno pamit lagi kepada tuan rumah. Sampai di halaman istana, beliau melihat Sudiyo yang tadi sakit perut telah berdiri tegap di serambi istana, siap membuka pintu mobil BK. Bung Karno langsung bertanya kepada Sudiyo, "Kamu tadi sakit perut?"
 
Sudiyo menjawab, "Ya, Pak."
 
Bung Karno selanjutnya menganjurkan kepada Sudiyo, agar lain kali kalau hendak tugas supaya makan pagi dulu, jadi tidak masuk angin. Sambil malu-malu Sudiyo kembali menjawab, "Ya, Pak."
 
Selain cerita tadi, ada juga kisah lain. Seperti biasanya Bung Karno pergi sore hari bersama Ibu Fatmawati dengan mobil. Mobil Bung Karno di garasi tidak dapat distarter oleh Pak Arif, sopirnya. Begitu tutup mesinnya dibuka, ternyata accu-nya tidak ada.
 
Accu mobil dipakai oleh ajudannya tanpa memberi tahu terlebih dahulu kepada Pak Arif dan tanpa seizin Bung Karno. Bung Karno pun marah. Anggota pengawal pribadi tak berani berkutik.

Mereka malah bersikap sempurna dengan berdiri tegap, juga tidak berani bergerak sedikit pun, kecuali matanya yang kedap-kedip, sehingga Bung Karno tertawa melihatnya.
 
Pernah suatu hari di Jakarta, Bung Karno marah sekali. Delapan orang pengawal dikumpulkan lalu ditempeleng satu per satu. "Saya mohon Bapak sabar dulu ...," kata Mangil, salah satu korban kemarahan.
 
Belum sampai habis bicara, Bung Karno membentak Mangil, "Diam!" Anggota pengawal yang baru saja menerima hadiah bogem mentah itu saling melihat satu sama lain dan semua ketawa kecil.
 
Setelah kembali ke istana, Bung Karno memanggil Mangil, dan berkata, "Mangil, kau mau tidak memaafkan Bapak? Bapak meminta maaf kepada anak buahmu. Ternyata Bapak berbuat salah kepada anak buahmu."
 
"Tidak apa-apa, Pak," jawab Mangil. Kemudian Bung Karno merangkul Mangil. Belakangan diketahui, Bung Karno telah menerima laporan yang salah dari orang lain mengenai salah satu anak buah Mangil.
 
Biasanya, kalau Bung Karno sedang marah, tidak ada yang berani menghadap, kecuali Prihatin, salah seorang anggota Polisi Pengawal Pribadi Presiden.
 
Ketika makan bersama di Istana Tampaksiring di Bali, Bung Karno berkata, "Kamu orang itu terlalu. Kalau saya sedang marah, selalu Prihatin yang kau suruh menghadap. Dia sering saya semprot dan saya tahu dia tidak salah. Saya merasa kasihan sama Prihatin. Besok kalau saya ke luar negeri, Prihatin akan saya ajak."
 
“Lha mbok kalau saya sedang marah, yang disuruh menghadap saya seorang wanita cantik dengan membawa map surat-surat yang harus saya tanda tangani, 'kan saya tidak jadi marah. Jullie te erg. Lagi-lagi Prihatin yang datang!"
 
Betul saja, waktu BK pergi ke Kanada, Prihatin diajak.

Bung Karno dan Romusha yang Tewas Mengenaskan
Bung Karno

Curahan Hati Bung Karno yang Jadi Sasaran Pembunuh

"Apa kejahatanku. Mengapa mereka mencoba membunuh Sukarno?”

img_title
VIVA.co.id
20 Januari 2016