Kisah Pengrajin Kujang Didatangi Benda-benda Aneh

Kujang
Sumber :
VIVA.co.id
Hari Buku Sedunia, Starbucks Indonesia Serahkan 8.769 Buku untuk Anak-anak
- Kujang identik dengan ikon Kota Bogor. Konon dulunya kujang dijadikan sebuah ageman mulai dari raja hingga prajurit kerajaan Pajajaran.

Terancam PHK Massal, Ratusan Karyawan Polo Ralph Lauren Demo di Depan MA

Wahyu Affandi Suradinata , warga Bogor menekuni profesi sebagai pengrajin kujang. Sehingga ia mengerti sejarah kujang.
Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

 
Pria yang berprofesi sebagai guru matematika di sebuah SMK di Kota Bogor ini, menyayangkan bentuk kujang yang ada di monumen Tugu Kujang.

Menurutnya, seharusnya jika dibuat sebagai ikon, kujang yang baik adalah yang memiliki lubang 9 karena biasa digunakan oleh raja. Sedangkan pada tugu kujang hanya berlubang tiga yang biasa digunakan oleh prajurit.
 
"Memang sebuah lubang tapi maknanya sangat besar. Maka kujang  lubang 7 dan 9  tidak jual sembarangan, saya harus tahu terlebih dulu sejarah orang tersebut," ujar Wahyu Affandi.

 

Wahyu adalah satu-satunya pengrajin kujang di Kota Bogor. Ia mengaku menekuni usaha sampingan ini sejak tahun 1994 lalu. Ada cerita unik sebelum dirinya menjadi seorang pengrajin kujang.



Selanjutya... Mencari tuhan...




Mencari Tuhan


Ia bercerita bahwa tahun 1993 akhir  sengaja suka berpetualang, karena dulu sudah jauh dari keluarga. Ia dulu seorang non-muslim, tapi ketika itu sudah ingin masuk Islam. Sebelumnya, ia ingin mencari sesuatu yang memuaskan batinnya.

 

Dalam mencari Tuhan, ia tidak dengan mengikuti pengajian maupun dakwah yang ada, tapi  mencari dengan hal-hal yang berkaitan dengan alam.


"Saya tidur di tiap-tiap masjid di Cirebon, di Serang, hingga akhirnya saya tidur di masjid di sebuah kampung di Pelabuhan Ratu," ujarnya mengisahkan.


Saat sampai di Desa Sukawayahna, Cisolok, Sukabumi, sekitar jam 18.00 WIB dan dalam kondisi hujan deras. Ia berteduh di sebuah saung di tengah sawah. Karena kelelahan kemudian ia ketiduran.

 

Dalam tidur , ia bermimpi didatangi sesosok anak kecil berparas cantik berbaju putih. Anak itu minta tolong diambilkan bunga di pinggir sungai. Tapi ia tidak langsung mengiyakan, karena terpukau dengan wajahnya yang cantik. Anehnya wajah bocah tersebut berubah menjadi nenek yang menyeramkan.

 

"Sontak saya langsung mengiyakan. Setelah itu wajahnya berubah lagi menjadi anak kecil, saya terbangun," katanya.

 

Wahyu mengatakan, setelah terbangun dirinya merasa ketakutan sambil menunggu subuh, karena menurutnya saat itu gelap dan tidak tahu arah sama sekali. Setelah terdengar adzan subuh, ia langsung mendatangi sumber suara adzan tersebut.


Selanjutnya... Kujang tertancap di batu...




Kujang tertancap di batu


Tapi sebelum melakukan perjalanan, ia cuci muka dulu di sebuah sungai. Anehnya di bebatuan sungai dirinya melihat ada sesuatu yang menancap.

 

"Setelah saya hampiri saya lihat benda itu adalah kujang tapi tidak ada ganja atau landeannya (tangkai pegangannya - red). Saya tengok kanan kiri siapa tahu ada orang duluan sebelum saya. Setalah saya pastikan tidak ada, saya ambil kujang itu. Anehnya kujang itu hangat padahal suhu waktu itu dingin sekali. Lantas saya bungkus pakai handuk dan saya bawa pulang,"katanya


Setelah menemukan kujang ini, kemudian ia membawanya kepada salah seorang pakar budaya Sunda,  almarhum Anis Jatisunda.


"Kang Anis mengatakan kalau kujang ini pernah dipakai adipati atau panglima perang Pajajaran. Dibilang begitu karena hal tersebut bisa dilihat dari bentuk kujang yang memiliki mata lima. kata Anis benda tersebut disuruh menyimpan dan merawatnya. Karena ini merupakan warisan karuhun," katanya.

 

Banyak kejadian aneh yang menimpa dirinya setelah menyimpan kujang temuannya ini. "Dua bulan berturut-turut setelah saya menemukan rumah saya sering didatangi benda-benda aneh seperti golok, badik, dan sebagainya tapi nggak tahu dari mana asalnya. Tiba-tiba ada saja di depan pintu, dalam lemari pokoknya aneh begitu lah,"katanya.

 

Karena seringnya mengamati kujang temuannya, Wahyu mulai menyukai kujang dan ingin memperdalam pengetahuannya tentang seluk beluk kujang, hingga pada akhirnya ia mencoba untuk membuatnya sendiri.


"Demi untuk mendalami pengetahuan tentang kujang, saya keliling museum yang ada di Jawa Barat. Setelah itu saya iseng membuatnya, sebenarnya untuk pribadi tapi kok banyak yang suka. Akhirnya jadi usaha sampingan," kata dia. (ren)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya