4-10-1992: Maskapai Israel Jatuh di Belanda, 47 Tewas

Pesawat El Al Israel Airlines
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
Antara Dukungan dan Keberlanjutan Ekonomi Lokal
- Tepat 23 tahun lalu, maskapai nasional Israel, El Al Israel Air mengalami kecelakaan terparah dalam kurun waktu lebih dari 44 tahun. Pesawat kargo jumbo yang tengah menempuh perjalanan dari New York menuju ke Tel Aviv, jatuh di Amsterdam, Belanda.

Dewan Keamanan PBB yang Gagal dalam Menjamin Perdamaian Dunia

Stasiun berita
Kegagalan Hukum Internasional dalam Menghadapi Kejahatan Perang Israel
BBC melansir burung besi itu jatuh di permukiman warga di pinggiran kota Bijlmermeer sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Alhasil, insiden itu menewaskan empat kru pesawat dan 47 orang di darat. Maskapai El Al Israel menabrak sebuah apartemen yang memiliki sembilan lantai. Total, 50 kamar apartemen hancur akibat insiden itu.


Menurut laporan, baru saja lepas landas, pilot mengirimkan sinyal darurat. Dia melaporkan dua dari empat mesin pesawat tidak berfungsi.


Pesawat diketahui tengah membawa 114 ton kargo ketika terbang menuju ke Tel Aviv dan transit di Amsterdam. Begitu jatuh, terjadi ledakan hebat dan api langsung menyambar ke seluruh area apartemen.


Ratusan mobil ambulans dikirim ke lokasi. Beberapa unit helikopter juga dikirimkan untuk membawa korban luka bakar ke area Beverwijk yang berjarak sekitar 40 kilometer. 


Mantan seorang pasukan militer yang tinggal di sekitar lokasi mengatakan, malam itu dia mendengar sebuah ledakan besar dan langsung berlari keluar. Dia terkejut karena bangunan yang tak jauh dari tempat tinggalnya hancur.


"Orang-orang melompat dari balkon lantai tujuh karena merasa panik. Saya berupaya menyelamatkan beberapa orang, tetapi masih banyak korban lainnya yang terjebak. Mereka benar-benar sudah tidak tertolong," kata anggota militer itu.


Menurut laporan dari Yerusalem, tidak ada tanda-tanda serangan teroris dalam insiden itu. Namun, berdasarkan hasil penyelidikan, diketahui pesawat kargo itu juga membawa bahan untuk membuat senjata pembunuh massa, gas syaraf sarin. Diduga, hal tersebut coba ditutupi oleh otoritas berwenang.


Berdasarkan laporan resmi yang diterbitkan pada 1999, memastikan pemerintah gagal untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat dan memastikan pemeriksaan kesehatan terhadap korban.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya