Ini yang Ditanya Pelaku Sebelum Tembak Korban di Kampus AS

Foto Chris Harper-Mercer
Sumber :
  • REUTERS/via Myspace account of Chris Harper-Mercer
VIVA.co.id
Wanita Tembak Diri Sendiri Saat Pose Snapchat
- Para korban selamat dari tragedi penembakan membabi buta di Universitas Komunitas Umpqua, Oregon, Amerika Serikat mengenang kembali bagaimana pelaku penembakan, Chris Harper Mercer menanyakan agama korban sebelum menghabisi mereka. Pernyataan itu disampaikan oleh putri Stacy Boylan yang selamat dari tragedi mematikan pada Kamis lalu.

Penembakan Brutal di Texas, 1 Tewas 3 Luka Parah

BBC
Penembakan Terjadi Dekat Gedung Putih
edisi Sabtu, 3 Oktober 2015 melansir Mercer meminta para korbannya untuk berbaris dan bertanya apakah agama mereka Kristen.

"Apakah kamu seorang Kristiani? Jika kamu seorang Kristiani, maka berdiri. Bagus, karena kamu adalah seorang Kristiani, maka kamu segera bertemu Tuhan dalam waktu satu detik," ujar Boylan menirukan pernyataan putrinya.


Menurut laman
National Post
, Mercer langsung menembak korban di bagian kepala. Jika para korban menolak untuk menjawab atau mengatakan tidak, Mercer akan menembak kaki mereka.


Pernyataan serupa juga disampaikan oleh mahasiswa lainnya yang selamat dari tragedi penembakan itu, Kortney Moore. Salah satu korban yang dibunuh oleh pria berusia 26 tahun itu adalah pengajar Bahasa Inggris di kampus tersebut.


Bahkan, dari informasi yang berhasil diperoleh media, Mercer diketahui pernah menimba ilmu di kampus tersebut dengan mengambil kelas menulis. Di kelas itu pula, dia menghabisi para korbannya.


Sebelumnya, Mercer juga pernah mendaftar untuk masuk ke Angkatan Bersenjata Amerika Serikat pada 2008, namun dikeluarkan karena tidak memenuhi persyaratan administrasi. Selain itu, dia pernah mencoba masuk ke akademi menembak di Seven 4 Para di area Torrance, namun ditolak.


Menurut presiden akademi menembak itu, Eloy Way, ada yang ganjil dari diri Mercer. Oleh sebab itu, mereka tak bersedia menerima Mercer masuk.


"Kami hanya ingin dia mengambil program bagi pemula untuk memegang senjata disertai keamanan. Tetapi, yang terjadi, dia malah menginformasikan kepada saya telah memiliki pengalaman dengan senjata api. Saya tidak memiliki perasaan yang baik mengenai dia, sehingga saya menolaknya masuk," papar Way seperti dikutip
Reuters
.


Ketika beraksi, Mercer memiliki 13 senjata, baju pelindung, dan amunisi. Menurut asisten agen khusus Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Alat Peledak, Celinez Nunez, mengatakan, enam senjata, baju pelindung, dan lima selongsong amunisi ditemukan di dalam universitas. Sisanya, ditemukan di apartemen yang ditinggali bersama ibunya.


Selain itu, semua senjata yang dimiliki Mercer legal. Hingga saat ini, polisi masih menelusuri motif penembakan yang dilakukan Mercer.


Mereka juga menolak untuk menyebut identitas Mercer, karena tak ingin mengelu-elukan perbuatan kejam yang telah dilakukannya.


"Sekali lagi, kalian tidak akan mendengar dari siapa pun dari anggota kami yang menyebut namanya. Saya tetap meyakini media dan anggota masyarakat yang mempublikasikan namanya justru secara tidak sengaja malah membuat perbuatannya dikenal luas publik. Hal tersebut dikhawatirkan bisa menginspirasi aksi penembakan selanjutnya di masa depan," kata Sheriff, John Hanlin.


Akibat aksi penembakan itu, sebanyak sembilan orang dilaporkan tewas dan tujuh orang lainnya terluka. Berdasarkan situs
Mass Shooting Tracker
, aksi penembakan di Oregon menjadi aksi ke-294 penembakan massal yang terjadi di Negeri Paman Sam dalam tahun ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya