Tips Kesehatan untuk Jemaah Haji dari Para Ahli

Jemaah Haji Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
VIVA.co.id
Pemerintah Diminta Sediakan Jaminan Bagi Pekerja Informal
- Dubai Health Authority (DHA) memberikan tips untuk menjaga kesehatan bagi para jemaah haji di seluruh dunia. Tips itu diungkapkan oleh para dokter ahli dalam akun twitter dan instagram DHA (DHA_Dubai).

Manfaat Sehat Jalani Peregangan Tubuh Secara Rutin

Dilansir News Emirates 24/7, Sabtu 5 September 2015, para ahli memberikan beberapa tips kesehatan yang berkaitan dengan vaksinasi dan pencegahan stroke. Mereka juga memberikan tips cara menghindari makanan beracun dan mencegah penyakit saat melaksanakan ibadah di tanah suci.
Cara Tepat Tangani Luka Kulit agar Tak Berbekas


Pertama oleh Dr Sawsan Al Nahas, registrar spesialis di Klinik DHA, mengatakan bahwa langkah yang paling penting untuk setiap jemaah haji adalah memanfaatkan vaksin yang diperlukan. Idealnya, vaksin harus diambil empat sampai enam minggu sebelum perjalanan atau setidaknya 10 hari sebelum tanggal keberangkatan.

Al Nahas mengungkapkan bahwa vaksin yang diwajibkan adalah meningokokus. Sementara vaksin flu dianjurkan untuk semua jamaah dan vaksin pneumonia sangat dianjurkan untuk pasien immmocomprised, orangtua dan orang-orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, masalah jantung.


Sementara vaksin demam kuning wajib bagi orang-orang dari beberapa negara di Afrika dan Amerika Selatan dan vaksin polio, wajib bagi orang-orang dari Pakistan, Irak, Suriah dan beberapa negara lainnya.


Kemudian karena risiko penyakit pernapasan rentan terjadi, makan dianjurkan bagi orangtua di atas usia 65 tahun dan anak-anak di bawah usia 12 tahun, wanita hamil dan orang dengan kanker atau demam terminal serta yang menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes, atau penyakit pernapasan dianjurkan untuk menunda rencana pergi haji.


Al Nahas menambahkan, jamaah disarankan untuk rutin melakukan check up sebelum mereka bepergian.


"Semua jemaah dengan penyakit kronis harus memahami rencana perawatan mereka dari dokter mereka sebelum mereka memulai ibadah haji," kata dia.


Mereka, lanjutnya, juga harus membawa resep dan laporan rinci dari diagnosis medis dan riwayat penyakit yang harus dibawa setiap saat. Jemaah juga harus membawa bekal yang cukup dari obat mereka, terutama jika mereka menderita penyakit kronis yang mengharuskan mereka untuk meminum obat secara teratur.


Kedua, tips dari Dr. Leqaa Mohammed Al Maftool, konsultan kedokteran keluarga di DHA mengatakan bahwa orang-orang dengan diabetes mungkin juga pada peningkatan risiko hipoglikemia (kadar gula darah rendah).


"Penderita diabetes harus memantau kadar gula darah mereka lebih sering selama haji untuk menghindari hipoglikemia,” kata Leqaa.


Penderita disarankan untuk membawa beberapa jenis sumber gula untuk mengobati hipoglikemik. Penderita juga perlu memastikan meminum obat tepat waktu untuk menghindari hiperglikemia (gula darah tinggi).


"Penyimpanan obat dengan tepat sangat penting terutama dalam kasus insulin yang perlu disimpan pada suhu rendah,” tambahnya.


Tindakan pencegahan dasar lainnya seperti minum banyak cairan agar tidak dehidrasi, mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C, mencuci tangan secara teratur, dan penggunaan pembersih tangan sangat penting untuk semua peziarah.


Sementara Al Nahas menambahkan, bahwa jemaah harus menghindari berciuman dan berpelukan saat menyapa orang lain. Jemaah disarankan untuk tidak berbagi sajadah, tidak menyentuh mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan.


Kemudian menghindari sinar matahari langsung selama berjam-jam. "Hindari Tawaf, Sa'i, Arafat dan Mina selama suhu tinggi atau memastikan bahwa Anda terlindung dengan baik terhadap sinar matahari dan terhidrasi dengan baik," ujar Al Nahas.


Terakhir, Dr Fatima Al Marzouqi, spesialis registrar, sektor kesehatan primer di DHA mengatakan bahwa penting untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala kelelahan akibat panas.


"Jika mengalami suhu tubuh tinggi, mual, kelelahan, kram, rasa haus, sakit kepala atau berkeringat berlebihan, penting untuk menjauh dari tempat yang cerah, mendinginkan tubuh dengan air dingin dan kepala ke fasilitas medis terdekat atau segera hubungi dokter," ujar Al Marzouqi.


Al Marzouqi juga menyarankan bagi yang ingin bercukur atau memotong rambut selama ibadah haji harus mengikuti tindakan pencegahan tertentu. Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan penyakit menular seperti hepatitis B, hepatitis C dan HIV.


"Jemaah harus memastikan bahwa tukang cukur berlisensi, pastikan tukang cukur menggunakan pisau cukur tunggal dan membuang pisau setelah itu, tidak berjalan tanpa alas kaki untuk memastikan tidak ada jarum atau pisau cukur yang terinjak oleh Anda," tambah Al Marzouqi.


Para ahli menganjurkan untuk penting beristirahat setelah beribadah ketika haji dan banyak minum. (one)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya