Kadin: Ekonomi RI Krisis

Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, memaparkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini, di depan Badan Anggaran DPR RI. Dalam paparannya, Kadin mengungkapkan, Indonesia sudah masuk dalam pusaran krisis serupa seperti yang dialami pada 2008-2009. 

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto, Rabu 2 September 2015, mengungkapkan ada beberapa indikator yang menandakan krisis tersebut telah terjadi di Indonesia. Paling sederhana, yaitu jatuhnya kinerja pasar modal Indonesia yang cukup drastis saat ini. 

Lebih Oke Mana, Ekonomi RI atau Brasil?
"Keadaan ekonomi semakin memburuk, seperti terlihat pada perlambatan ekonomi, nilai tukar yang merosot, serta keadaan dan sumber pertumbuhan ekonomi sektoral yang tumbuh sangat lambat," ujarnya di Gedung DPR. 

Indikator krisis lainnya, menurut Suryo, yaitu negatifnya sumber pertumbuhan ekonomi dari luar negeri, tercermin dari anjloknya kinerja ekspor dan impor saat ini. 

Menurutnya, meskipun terjadi surplus pada neraca perdagangan di semester I-2015, hal itu bukan karena prestasi ekspor, melainkan lebih karena penurunan impor yang signifikan pada periode tersebut (15,1 persen).  Di sisi lain, ekspor menurun 11,67 persen. Penurunan impor dan ekspor ini merupakan sinyal tanda bahaya bagi kinerja ekonomi eksternal Indonesia. 

"Keadaan ini menyebabkan kondisi dunia usaha mengalami krisis, karena bahan baku dan barang modal menjadi mahal, sehingga biaya produksi meningkat dan sebagian industri telah melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja)," tambahnya.  

Dia melanjutkan, selama hampir satu dekade terakhir tingkat pengangguran terbuka konsisten menurun, tetapi pada saat ini angka pengangguran terbuka naik dari 5,70 persen menjadi 5,94 persen. Artinya, ada 300 ribu orang pekerja yang terlempar dari pekerjaan.

"Kondisi ini terjadi, karena kinerja industri lemah dan ekspor mayoritas berbasis bahan mentah yang mengalami penurunan harga di pasar dunia," ungkapnya. 

Lebih lanjut, dia mengatakan, sektor keuangan global setiap kurang dari satu dekade selalu bergejolak. Krisis ekonomi dan khususnya sektor keuangan selalu berulang, maka aspek psikologis dan ketenangan sosial politik sangat diperlukan diperhatikan oleh pemerintah dan otoritas terkait lainnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya