Ekonomi China Terus Melambat, Bursa Wall Street Anjlok

Para pialang sedang melakukan aktivitas transaksi di Bursa Efek New York.
Sumber :
  • REUTERS/Lucas Jackson
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup anjlok pada akhir perdagangan Selasa waktu New York, karena adanya tanda-tanda terus melemahnya pertumbuhan ekonomi China.

Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah
Selain itu, seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu, 2 September 2015, indeks juga terbebani kekhawatiran tentang Federal Reserve. Rata-rata indeks berakhir di wilayah koreksi, melemah hampir 3 persen, menjadi penurunan terbesar ketiga sepanjang 2015.

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah
Presiden Federal Reserve Boston, Eric Rosengren, dalam pidatonya mengatakan, persyaratan Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga pada September hampir sebagian besar telah terpenuhi, hanya target pencapaian inflasi yang belum begitu jelas. Rosengren adalah anggota nonvoting.

"Terlepas Rosengren itu anggota voting atau nonvoting, pasar tetap menyoroti pernyataannya, karena dia bagian dari The Fed, sehingga memicu pasar mencatatkan kerugian," kata Art Hogan, Chief Market Strategist Wunderlich Securities.

Sementara, investor kecewa dengan rilis manufaktur indeks manager pembelian (PMI) pada Agustus China yang turun menjadi 49,7, dari sebelumnya di level 50 pada Juli. Sedangkan indeks Caixin/Markit PMI pada Agustus di level 47,3, menjadi yang terendah sejak Maret 2009. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah sektor jasa di China, yang menjadi salah satu bagian terpenting dari ekonomi China, juga menunjukkan pelemahan.

The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan naik mendekati 33.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir anjlok 469,68 poin (2,84 persen) ke level 16.058,35, dengan saham Apple yang memimpin pelemahan saham. Sementara itu, indeks S&P 500 turun 140,4 (2,94 persen) ke level 4.636,1. Adapun indeks Nasdaq melemah 58,33 poin (2,96 persen) ke level 1.913,85.

Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 1,6 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 4,3 miliar unit saham.

Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar melemah terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi turun menjadi 2,16 persen.

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya