Dolar Menguat, Pengrajin Tahu Merugi

Pengrajin tahu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Lucky R.
VIVA.co.id
Harga Pangan Menurun, Konsumen Kembali Bergairah
- Kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah, yang sudah mencapai Rp14.000, berdampak pada industri tahu dalam negeri, yang sebagian besar berbahan kedelai impor. Produsen tahu di sentra pengrajin tahu Cibuntu, Bandung, ikut terpukul oleh melonjaknya harga dolar AS karena biaya impor menjadi semakin tinggi.

DPR Desak Pemerintah Intervensi Harga Bahan Pokok

Kini para pengrajin tahu Cibuntu mengaku rugi hingga 10 persen, dan terpaksa harus mengurangi produksinya. Pengrajin berencana menaikkan harga tahu 10 persen dan memperkecil ukuran tahu agar tetap mendapat keuntungan.
Survei Pekan Ketiga BI, Inflasi Juli Turun


Salah satu tempat pengrajin tahu terbesar di Cibuntu, NJ Tahu, kepada
TvOne
, Minggu 30 Agustus 2015, mengaku sejak satu minggu ini terpaksa mengurangi jumlah produksinya. Hal ini dilakukan untuk menekan kerugian akibat belum ada kejelasan harga antara pengrajin dengan konsumen.


NJ Tahu mengaku mengurangi produksi dari lima ton per hari, kini hanya tiga ton per hari. Hal ini dilakukan agar kerugian tidak terlalu tinggi.


Para pengrajin tahu masih akan menunggu kesepakatan rencana kenaikkan harga tahu antara pelanggan dan pedagang pasar. Namun, jika harga kedelai terus naik, maka pengrajin akan menaikkan harga tahunya. Pihak pengelola mengaku berencana menaikkan harga tahu 10 persen agar tetap mendapat keuntungan.


Baca juga:


Saat ini harga tahu untuk ukuran kecil dijual Rp4.000 dan ukuran sedang Rp8.000. Sementara harga kedelai di Bandung mengalami kenaikkan Rp1.500 sampai Rp3.000.


Sentra tahu Cibuntu biasa menggunakan kedelai impor berkualitas dua. Kini, harganya Rp8.600 per kilogram naik Rp2.100 dibanding dengan harga sebelum lebaran yang dijual Rp6.500 per kilogram. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya