Dua Ekor Raja Rimba Ini Nyaris Lupa Naluri Harimau

Harimau Sumatera.
Sumber :
  • VIVAnews/Harry Siswoyo
VIVA.co.id
Petugas Bongkar Praktik Penjualan Satwa Langka di Surabaya
- Sudah setahun lebih Elsa meringkuk di sebuah kurungan besi sempit berukuran 1,5 x 2 meter. Rumah besi yang menyiksa ini pun meninggalkan luka gores di pundak dan tungkai kakinya.

DKI Tukar Dua Harimau Sumatera dengan Jerapah Australia
Setahun silam, Elsa adalah penguasa rimba di kawasan hutan Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. Belangnya begitu menakutkan bagi siapapun yang berhadapan dengannya.

Bandara Soekarno-Hatta Pergoki Penyelundupan Satwa Liar
Namun nasib berkata lain. Belang Elsa yang eksotik memancing pemburu. betina dewasa ini pun takluk dijerat pemburu pada April 2014.

Satu kaki depannya pun membusuk hingga harus diamputasi saat diselamatkan oleh penduduk dan petugas medis dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu.

Sejak ditangkap, nasib Elsa pun akhirnya berubah drastis. Empat cakar kaki gagahnya pun kini hanya tersisa tiga.

Ia pun harus tidur meringkuk di besi kerangkeng sempit yang membuat tubuh kekarnya susah bergerak. Alhasil genap setahun sudah Elsa pun dipaksa berlibur berburu di hutan.

"Makannya diberi jatah, sehari 40 kilogram daging ayam diberikan untuk menjaga kesehatannya," ujar salah seorang petugas di BKSDA Bengkulu.

Terancam 'Lupa' Jadi Harimau

Masuk awal tahun 2015. Tepatnya pada bulan Maret, mendadak Elsa yang sedianya meringkuk sendiri di belakang kantor BKSDA, kini mendapat rekan tambahan.

Seekor harimau Sumatera jantan dewasa yang kemudian dinamai Giring, ikut 'dijebloskan' ke kerangkeng besi serupa Elsa.

Riwayat Giring terbilang buruk. Harimau jantan dewasa dengan tinggi lebih dari 80 centimeter dan panjang badan hampir dua meter ini ditangkap lantaran telah memakan manusia di kawasan hutan Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.

Mau tak mau, Giring akhirnya dipaksa dijebak untuk ditangkap ketimbang memakan korban lagi atau mungkin mengancam nyawanya sendiri.

Kehadiran Giring sesungguhnya bukan memberi kabar gembira bagi Elsa. Sebab, nasib mereka seragam. Berkurung besi sempit yang menyiksa. Terlebih tentu jatah makan akan berkurang. Dari awalnya 40 kilogram untuk Elsa sendiri, kini harus dibagi lagi dengan seekor lainnya.

Sekali lagi, keduanya pun dipaksa menerima makan dari suap petugas jaga. Tak ada lagi berburu di serasah hutan atau pun berkejaran di rimbun semak.


Dokter satwa BKSDA Bengkulu Erni Suyanti Musabine menyebutkan kondisi kedua harimau berbeda kelamin tersebut secara sepintas memang terlihat sehat.

Namun bila ditilik ke kondisi psikis, pengurungan mereka di kerangkeng yang sudah berlangsung lama akan menjadi ancaman bagi kedua harimau tersebut.

"Mereka sudah terlalu lama di kerangkeng. Mereka bisa stres dan bukan tidak mungkin kehilangan naluri harimaunya," ujar Yanti--sapaan Erni Suyanti--

Sebab itu, Yanti berharap harus ada upaya segera dari pemerintah tentang nasib kedua raja rimba tersebut. "Elsa memang cacat fisik karena kehilangan kakinya. Sedang Giring relatif sehat. Yang jelas keduanya butuh rehabilitasi. Tidak mungkin di kerangkeng bertahun lagi," katanya.

Tunggu Pemerintah

Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Bengkulu Darwis Saragih tak menampik kondisi memprihatinkan kedua harimau tersebut.

Pihaknya mengaku telah menyurati Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup perihal perelokasian keduanya di kawasan hutan di luar Bengkulu.

Namun sayangnya hingga kini belum ada respons langsung dari pemerintah terkait hal ini. "Kami masih menunggu keputusan menteri. Beberapa tempat pelepasliaran harus dipertimbangkan matang," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya