Tukimin, Petani Hebat Melawan Kemarau

Cara petani Madiun beradaptasi dengan kemarau panjang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adib Ahsani

VIVA.co.id - Tukimin (49), petani asal Desa Kaliabu Kabupaten Madiun, berhasil membuktikan diri ke publik bahwa kemarau bukan halangan untuk bercocok tanam.

Lewat pemikiran sederhananya. Petani sayur mayur ini mampu memberikan inspirasi kepada petani untuk tetap berinovasi dan beradaptasi terhadap kondisi cuaca ekstrem.

Tukimin 'melawan' kebiasaan. Bagaimana tidak, ketika di beberapa daerah para petani menjerit dan berpangku tangan menunggu pasokan air saat kemarau, ia tetap bertahan.

Lantas apa hebatnya Tukimin?

Sejak enam bulan lalu, Tukimin berinovasi mengganti media tanam untuk sayur-sayurannya dengan batang pisang. Namun siapa sangka, ternyata ide itu berjalan efektif.

“Awalnya saya melihat batang pohon pisang digunakan secara horizontal atau berebah. Namun setelah saya terapkan, batang pohon pisang cepat kering dalam sebulan,” kata Tukimin, Rabu 5 Agustus 2015.

Sebab itu peserta lomba Inovasi Vertikultura Gebyar Gapoktan Tahun 2015 di Kabupaten Madiun ini pun berinisiatif menggunakan batang pisang dengan posisi vertikal.

“Keuntungannya jika vertikal, batang pohon pisang ini bisa lebih bertahan lama, sekitar dua bulan. Selain itu, bisa dilubangi lebih banyak lagi sehingga bisa menanam lebih banyak,” kata Tukimin.

Namun Tukimin mewanti-wanti, bahwa batang pohon pisang ini hanya untuk tanaman sayuran. “Karena media tanahnya sedikit maka yang sesuai adalah tanaman sayuran seperti sawi, kangkung, dan bayam,” ujarnya.

Tukimin menjelaskan bahwa cara membuatnya sangat sederhana. Batang pisang dipotong sepanjang satu meter, dengan pangkal diletakkan di bawah.

“Ujung atas, dilubangi dengan menghilangkan jantung batang pohon pisang, sekitar 20 centimeter. Pada batang bagian samping juga dilubangi menyamping selebar sekitar 8 cm dengan tinggi yang sama, berkedalaman sampai menyentuh jantung pohon pisang,” katanya.

Pada dinding samping batang pohon pisang ini, dibuat beberapa lubang dengan jarak sekitar 20 cm. “Sebaiknya dibuat menyilang,” tuturnya.

Pada setiap lubang lalu diisi dengan tanah yang dicampur dengan kompos kotoran kambing dan arang sekam padi, dengan perbandingan campuran 1:1:1.

“Campuran tanah ini sebaiknya dibiarkan dulu beberapa hari, sebelum sayuran ditanam,” sambungnya.

Nenek 99 Tahun Masih Aktif Jadi Instruktur Aerobik

Batang pisang untuk melawan kemarau

Hasil karya inovatif Tukimin, pelepah pisang jadi media tanam. (VIVA.co.id/Adib Ahsani)

Atasi Krisis Energi Harus dengan Kerja Lintas Sektoral

Sebagai penguat batang sayuran, Tukimin membuat pupuk alami. “Pupuknya hanya cairan dari rendaman serabut kelapa yang direndam selama seminggu. Saya tidak menggunakan bahan pupuk maupun insektisida pabrik,” ucapnya.

Kelebihan batang poson pisang yang digunakan sebagai media tanam sayuran ini, selain bisa menghemat tempat, juga menghemat air untuk menyiram karena tanaman bisa menyerap air pada pelepah batang pohon pisang, cocok untuk musim kemarau,” ujar Tukimin.

Semua bahan yang digunakan merupakan limbah. “Batang pohon pisang sangat melimpah, karena pohon pisang selalu ditebang setelah berbuah, begitu juga dengan pupuk dari air rendaman serabut kelapa,” katanya.

Hasil dari panen yang menggunakan media tanam batang pohon pisang ini, Tukimin tidak lagi membeli sayuran karena bisa dipetik dari halaman sendiri.

Nyamuk gigit kulit manusia.

Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging

Perubahan iklim memicu perkembangan nyamuk jadi lebih banyak dan kuat

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016