Ketua Umum NU: Kami Malu Muktamar Ricuh

Persiapan Menuju MTQ Internasional
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), Said Agil Siradj, menyampaikan penjelasan mengenai penyelenggaraan Muktamar organisasi itu di Jombang, Jawa Timur. Dia secara khusus mengklarifikasi kericuhan yang terjadi di arena Muktamar pada Minggu, 2 Agustus 2014.
NU: Potensi Konflik Tanjungbalai Sudah Lama, Telat Dicegah

Menurut Said, hal yang memicu kericuhan itu ialah pendapat pro dan kontra tentang metode pemilihan rais am atau pemimpin tertinggi NU. Satu pihak menghendaki metode musyawarah para kiai senior atau yang disebut ahli halli wal aqdi. Pihak lain menginginkan pemungutan suara langsung oleh seluruh peserta Muktamar
Kisah Santri Surabaya Melawan Penjajah lewat Lagu

Dua pendapat itu tak bisa didamaikan sehingga terjadi kegaduhan di arena Muktamar. Sidang pembahasan tentang penentuan metode pemilihan itu pun sempat dihentikan untuk memberikan kesempatan masing-masing pihak berdiskusi.
NU: Kemiskinan Mendekatkan pada Organisasi seperti Gafatar

“Terus terang juga kami malu, Muktamar ada kegaduhan yang tidak bisa dimaklumi. Malah ada berita Muktamar NU ricuh, Muktamar Muhammadiyah teduh. Ini pukulan besar buat NU,” kata Said dalam konferensi pers di lokasi Muktamar pada Senin, 3 Agustus 2015.

Malam tadi, kata Said, digelar rapat gabungan seluruh rais syuriah dan pengurus tanfidziyah Pengurus Besar NU. Rapat itu memutuskan dibuat forum khusus para rais syuriah, pengurus cabang, pengurus wilayah dan pimpinan pusat meski belum ditetapkan waktunya.

“Diharapkan akan ada keputusan menyejukkan agar pemilihan rais am berjalan baik, lancar, dengan menjaga ketertiban, kesantunan dan kesejukan. Menjaga akhlak mulia, seperti muktamar-muktamar yang lalu,” katanya.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada KH Mustofa Bisri yang menyampaikan di pleno dan bisa selesai dengan sepakat. Masalah sudah cool (tenang), Muktamar bisa damai,” dia menambahkan. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya