Rizman Adhi Nugraha, Calon Astronaut Indonesia

Menanti 6 Menit di Luar Angkasa

Rizman A Nugraha
Sumber :
  • VIVA.co.id/Amal Nur Ngazis

VIVA.co.id - Untuk mempelajari kehidupan menjadi astronaut ternyata tidak harus menjalani bertahun-tahun kuliah soal luar angkasa. Buktinya, lewat program yang diadakan oleh produsen wewangian, pria ini pun bisa.

Calon Astronaut Indonesia Curhat Sering Diremehkan

Lulusan jurusan Informasi dan Teknologi bernama Rizman Adhi Nugraha ini berhasil merasakan pelatihan khusus seorang astronaut. Bahkan, dia sempat bertemu dengan orang kedua yang berhasil mendarat di Bulan, Buzz Aldrin.

Meski hanya akan berada enam menit di antariksa, pemuda asal Bangka Belitung ini akan tetap tercatat dalam sejarah sebagai calon astronaut dari jalur khusus.

Jalan Panjang Calon Astronot Pertama Indonesia

Untuk mengetahui lebih jauh, awal mula Rizman mengikuti program ini, dan bagaimana persiapannya, berikut petikan wawancaranya dengan VIVA.co.id beberapa waktu lalu:

Bagaimana Anda bisa mengikuti program pelatihan astronaut ini?

Pendeta Gilbert Dilaporkan ke Polda Metro Buntut Dugaan Penistaan Agama

Jadi, ini kan kompetisi yang diadakan oleh Axe, yakni Axe Apollo Academy, bukan astronaut seperti NASA. September 2013, diadakan National Space Camp (NSC) dengan pendaftaran lewat online. Lalu, ada 80 ribu orang dari seluruh Indonesia ikut tes psikologi. Setelah wawancara, didapatlah 40 orang untuk ikut National Space Camp, tiga hari. Dari situ diambil tiga finalis wakil Indonesia, termasuk saya, dua lainnya dari Bandung dan Yogya.

Setelah itu?

Kami ikut Global Space Camp (GSC). Di NSC kontestan cowok semua, sedangkan di Global, di Florida, ketemu dengan kontestan cewek dari Jepang, Norwegia, dan Malaysia.  Kami bergabung dengan kontestan 62 negara lainnya, total peserta 107 orang. Tiap negara ada satu, ada yang dua.

Apa yang dilakukan di sana?

Ada lima tes yang lebih berat ketimbang NSC. Tes pertama, Air Combat Mission atau simulasi terbang dengan pesawat Air Combat USA. Ini dites lebih ke fisik, apakah kami mual, takut atau tidak. Hari kedua, tes G-Force, atau tes daya ingat. Hari ketiga, tes Zero Gravity. Tes keempat, lebih ke fisik di darat atau assault course. Hari selanjutnya, kami team work, bikin roket yang bisa meluncur. Setelah itu, sampai Desember 2013, pengumuman.

Dari tingkat nasional hingga global, apa tahapan yang paling menantang?

Dari sisi mental, itu yang Air Combat Mission, diputer nggak jelas di pesawat, kayak akrobatik. Sisi fisik, assault course itu memang bener-bener capek. Waktu selesai itu saja, saya langsung pucat.

Apakah pelatihan itu sama dengan yang dilakukan astronaut reguler?

Kalau kayak itu lebih beda, astronaut dari NASA kan ada misi khususnya, di satelit tinggal berapa lama itu memang ada yang lebih spesifik, jadi beda, ya. Lebih berat astronaut reguler.

Setelah 2013, setelah menang hingga saat ini, kegiatan apa yang sudah dilakukan?

Menunggu, karena terikat kontrak dengan Axe Unilever global hingga Desember 2016. Pesawatnya dalam tahap pengembangan teknologi baru, karena ini pesawat beda, bukan ulang alik pakai roket, tapi kayak pesawat biasa. Diharapkan sebelum akhir 2016, kami sudah bisa diterbangkan.

Di Global Camp ketemu Buzz Aldrin. Pesan dia apa?

Pesan khusus nggak ada. Secara umum, sebagai orang kedua menginjak di Bulan, ia memberikan support, jangan takut karena ini bisa mengubah hidup, pengalaman sekali seumur hidup. Kata dia, "Make big, a man make a hero. Leave, a man back a hero".

Apa ilmu yang didapat dari Buzz Aldrin?

Keberaniannya. Nggak gampang, apalagi zaman dahulu, dengan teknologinya, dia berani.

Hanya 6 menit di antariksa, bagaimana Anda memanfaatkan momentum yang singkat ini?

Arti enam menit itu banyak. Berharga banget. Selain nanti saya mewakili bangsa Indonesia untuk jadi astronaut pertama yang terbang ke luar angkasa, mau tunjukkin ke generasi muda kalau Indonesia bisa, asal ada kemauan. Pengen buat video selama di atas, karena kalau mau pakai foto susah, lebih baik direkam saja. Jadi, momen 6 menit itu adalah bisa mengubah sejarah Indonesia.

Membawa nama Indonesia, ada rencana membawa simbol negara, seperti bendera misalnya?

Pengennya sih bendera, tapi nggak mungkin di baju, karena ada baju khusus, tiap negara ada benderanya. Kalau misalkan jadi berangkat bawa bendera, sebelum terbang pengen dikalungin bendera terus difoto, tapi nggak bisa bawa ke dalam pesawat. Mungkin bisa bawa simbol garuda juga.

Anda berlatar belakang IT, apakah itu membantu selama pelatihan?

Jika dilihat dari kompetisi, itu enggak. Itu yang dinilai memang betul-betul fisik dan mental.

Sejak menang, Anda mulai dibicarakan orang, ada yang berubah dari hidup Anda?

Enggak terlalu berubah sih. Aku nanggepinnya biasa-biasa saja. Di media sosial ada yang mendukung, ada yang mencibir. Biarkanlah. Nanti dibuktikan saja.

Sebelum ikut ini, tertarik tidak dengan bidang antariksa?

Enggak. Soalnya mikirnya Indonesia nggak ada. Kalau misalkan belajar, nanti ke mana? Paling dulu ingin cita-cita jadi pilot pesawat tempur.

Setelah mengikuti ajang ini, ada keinginan memperdalam antariksa?

Tertarik sih ada, cuma mungkin karena faktor umur dan keluarga, jadi lebih ke mana yang sudah ada jalannya saja. Tapi, demi majukan antariksa Indonesia, jika memang ada yang membutuhkan saya (misalnya Lapan), otomatis saya siap. Untuk berbagi pengalaman, yang bisa dirasakan waktu terbang itu apa.

Beberapa ilmuwan di Indonesia membicarakan Anda, tanggapan Anda?

Ada senang dan enggaknya sih. Enggak senengnya kalau dicibir, dianggap remeh. Biarkan saja, selama yang jadi omongannya men-support sih saya seneng banget.

Apa dukungan orang terdekat, waktu pertama kali mengabarkan akan ke luar angkasa?

Orang terdekat, mereka mendukung. Enggak ada perdebatan, ini kan keputusan saya, mereka percaya apa yang saya pilih.

Kontrak Axe sampai 2016, apa ada rencana menindaklanjuti dengan program lain setelah itu?

Untuk itu belum tahu, ini bukan (program Axe Indonesia), dari Unilever global UK. Jadi, menunggu informasi dari pusat.

Untuk menunggu penerbangan, ritual apa yang dilakukan untuk menguatkan fisik dan mental?

Ritual lebih menjaga fisik saja, dengan berolah raga setiap hari, walau 15 menit, sebelum berangkat kerja. Tidak terlalu banyak makan junk food, tapi makan masakan rumah sih.

Sepanjang interaksi dengan Axe, ada bocoran berapa besar biaya yang dikeluarkan?

Mereka enggak pernah kasih tahu.

Apa pesan bagi generasi muda?

Selalu di benak saya, ada quote dari mantan PM India. Bermimpilah sebelum jadi kenyataan, untuk mimpi jadi nyata butuh kerja keras, butuh niatnya, kerja keras usaha juga, tak terlepas dari doa.

Untuk bangsa dan masyarakat Indonesia, jangan melihat sesuatu dari sisi kecilnya. Seperti saya, walau kompetisi biasa saja, lihatlah hasil ke depan dan yang didapat.

Kalau kemungkinan terburuk tidak jadi terbang, apa tanggapan Anda?

Ya, nanti Axe akan tanggung jawab. Kalau enggak jadi terbang, mereka akan berikan kompensasi dalam bentuk uang, tapi saya belum tahu berapa jumlahnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya