Malaysia Airlines: Puing di Reunion Adalah Boeing 777

Puing Pesawat Boeing 777 yang Diduga Milik MH370
Sumber :
  • REUTERS/Zinfos974/Prisca Bigot
VIVA.co.id
Tragedi MH370 dan Bebas Visa Malaysia untuk China
- Maskapai Malaysia Airlines mengatakan kepada Pemerintah Negeri Jiran, puing pesawat yang ditemukan di Pulau La Reunion, dekat Madagaskar, berasal dari pesawat Boeing 777. Mereka mengetahui itu berdasarkan nomor identifikasi yang terdapat di bagian flaperon sayap pesawat. 

MH370 Diperkirakan Terjun ke Laut dengan Kecepatan Tinggi
Harian Sydney Morning Herald (SMH), Sabtu 1 Agustus 2015, melansir seorang sumber yang dekat dengan perusahaan Boeing di Amerika Serikat, menyebut Boeing pun meyakini flaperon itu berasal dari pesawat MH370.

'Puing Pesawat' Terlihat di Pantai Timur Malaysia
Burung besi itu dinyatakan hilang dari radar pada 8 Maret lalu, ketika tengah mengudara dari Kuala Lumpur menuju ke Beijing.

Saat ini, puing sepanjang dua meter itu dibawa ke laboratorium penyidik kecelakaan transportasi udara di Toulouse, Prancis. Diprediksi, akhir pekan ini, puing pesawat telah tiba.

Laboratorium Toulouse sebelumnya juga pernah menganalisa potongan puing dari pesawat Air France AF447 yang jatuh antara Rio de Janerio dan Paris di tahun 2009 lalu. 

"Ini bisa menjadi bukti yang meyakinkan bahwa MH370 jatuh di Samudera Hindia," kata Wakil Menteri Transportasi, Abdul Aziz Kaprawi.

Negeri Jiran juga mengirimkan pejabat berwenang ke Prancis untuk meneliti puing tersebut. Mereka menyebut identifikasi penting akan dilakukan dengan melalui nomor serial di bagian sayap. 

Pemerintah Malaysia, mengatakan tetap akan bertanggung jawab untuk penyelidikan hilangnya burung besi tersebut. Sementara itu, badan lain dari Prancis, AS, dan Australia akan ikut berkontribusi.

"Seharusnya ada pelat logam yang menempel di flaperon dekat dengan angka 657BB dicetak," ujar seorang peneliti dari Institut Penelitian Teknologi dan Inovasi Penerbangan Malaysia, Mohamed Suffian. 

Dia menambahkan, di bagian pelat itu, seharusnya tertulis nomor gelombang dan tanggal pembuatan pesawat.


Pada Januari lalu, Malaysia Airlines mengumumkan pesawat hilang karena kecelakaan. Hal tersebut, dilakukan untuk memudahkan bagi kerabat korban memperoleh kompensasi.

Sementara itu, upaya pencarian tetap terus dilakukan di bagian barat Samudera Hindia. Area itu berdekatan dengan Australia.

Namun, laporan sementara penyelidikan yang dipublikasikan pada Maret kemarin, justru memperdalam misteri mengenai hilangnya pesawat. Laporan tersebut, kian meningkatkan keraguan apakah pilot, atau kru lain di kabin telah membajak pesawat. 

Kemungkinan itu diperkuat dengan rute yang ditempuh pesawat, justru melenceng jauh dari jalur seharusnya. Kemudian, pesawat dinyatakan jatuh dan tidak ada satu pun penumpang, atau kru yang selamat.

Dalam laporan tersebut, juga tidak ada tanda-tanda dari pilot, atau kru kabin yang menyendiri, mengubah kebiasaan, atau minat, atau menyalahgunakan alkohol.

Pengacara keluarga korban mengatakan, jika temuan puing itu benar dari MH370, akan memicu tuntutan hukum baru terhadap perusahaan maskapai Malaysia Airlines. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya