Keraton Yogya Gelar Ngabekten Abdi Dalem

Acara Ngabekten Kakung, sungkeman kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X
Sumber :
  • ANTARA
VIVA.co.id
Gunungan Grebeg Syawal Ludes 'Dirayah' Massa
- Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Bawono X menyatakan perilaku masyarakat zaman sekarang sangat berbeda dengan zaman dahulu. Kehidupan yang '
adem-ayem-tentrem
Bersyukur atas Kehadiran Bayi Lily, Raffi Ahmad: Seperti Malaikat Baik yang Dikirim Allah SWT
(sejuk, tenang, dan tentram), rukun, narimo ing pandum
Iran Peringatkan AS Jangan Ikut Campur: Ini Konflik dengan Rezim Israel yang Jahat
(sabar dan ikhlas), saha tulung-tinulungan
(saling menolong) nyaris tak ada lagi di peradaban kini.


"Rasa memiliki, menghargai saat ini merupakan barang yang tidak ada harganya lagi," kata Ngarsa Dalem dalam upacara Ngabekten dengan para abdi dalem Kaprajan di Bangsal Kepatihan, Pemprov DIY, Rabu, 29 Juli 2015


Kepada abdi dalem, Ngarso Dalem panggilan akrab Sultan HB X berpesan untuk tetap melestarikan semangat dan nasihat leluhur atau para pendahulu. Meski Sultan mengaku merawat tradisi dan petuah bukanlah hal mudah untuk ditularkan, namun Ngarsa Dalem yakin para abdi mampu melakukannya.


"Para abdi dalem lebih bisa merukunkan kembali persaudaraannya. Dengan cara saling bersilaturahmi, semoga semakin mendapat kekuatan dalam membangun kabudayan dari serangan budaya global," ujarnya.


Hari ini, Keraton Yogyakarta menggelar upacara ngabekten yang diikuti ratusan abdi dalem Kaprajan. Abdi Dalem itu berasal dari empat Kabupaten dan satu kota.


Ngabekten merupakan sebuah tradisi Keraton Yogyakarta untuk mengungkapkan permohonan maaf sembari bersilaturahmi dengan Gubernur DIY dan segenap abdi dalem kaprajan lain.


Prosesi Ngabekten dilakukan unik dan khas. Abdi dalem yang seluruhnya merupakan pejabat dan pegawai pemerintahan di lima kabupaten kota mengenakan pakaian peranakan yang biasa dikenakan para abdi dalem di Keraton Yogyakarta.


KRT Sumonegoro, salah satu abdi dalem keraton mengatakan, ngabekten merupakan momen berharga bagi para abdi dalem yang mengabdi di pemerintahan DIY. Sebab, momen tersebut hanya dilaksanakan sekali dalam setahun pada bulan Syawal.


"Setiap tahun saya selalu ikut Ngabekten ini, sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya dan tradisi Kraton Yogyakarta," katanya.


Prosesi Ngabekten dilaksanakan di bangsal kepatihan diiringi gending Jawa. Secara bergiliran, para abdi dalem bersalaman dengan Sri Sultan Hamengku Bawono X dan KGPAA Sri Paduka Paku Alam IX yang berdiri di tengah Bangsal Kepatihan, Pemprov DIY.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya