Rupiah Merosot, Pemerintah Diminta Jaga Sentimen Pasar

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, belakangan ini masih merasuk di jantung ekonomi dalam negeri. 

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Sementara itu, pembukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini terkoreksi 23,94 poin, atau 0,5 persen ke level 4.747,35.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Ekonom dan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (Core) Indonesia, Hendri Saparini, Selasa 28 Juni 2015, mengatakan pemerintah harus tetap menjaga sentimen pasar, baik dari dalam negeri maupun global. 

Hal tersebut dilakukan, guna mencegah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali merosot.

"Pertama itu fundamental. Kedua ekspektasi. Sekarang bukan cuma kedua itu. Tetapi, ada sentimen negatif," kata Hendri, di Jakarta.

Hendri mengungkapkan, sentimen negatif dari pasar global masih diwarnai dengan krisis Yunani dan rencana Bank Sentral Amerika (The Fed) untuk menaikkan suku bunga. 

Untuk itu, pemerintah diminta tetap waspada terhadap faktor ekonomi global tersebut.

Menurut dia, guna mendorong pelemahan ekonomi saat ini, pemerintah harus menggenjot sektor riil dalam negeri yang notabenya menjadi sektor paling penting yang mampu menggenjot konsumsi dalam negeri.

"Negara lain, sektor riil itu didukung oleh sektor keuangan. Kalau tidak ada penjelasan lebih lanjut, akan berdampak negatif," ujar dia.

Selain itu, tuturnya, penguatan yang terjadi terhadap nilai tukar dolar AS tidak akan memicu terjadinya perang mata uang (currency war). Sebab, ekonomi Indonesia justru dipengaruhi oleh faktor ekonomi global dan domestik.

"Kita enggak seperti China yang bisa kontrol kurs. Yang bisa itu China dan AS, karena mereka punya kekuatan itu," katanya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, hari ini rupiah merosot ke level Rp13.460 per dolar AS, dibanding sebelumnya Rp13.453 per dolar AS. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya