Kepala Badan Anti-teror Sedih Ada Polisi Gabung ke ISIS

Syahputra, polisi dari Jambi yang tewas bergabung dengan ISIS di Suriah.
Sumber :
  • azzam media
VIVA.co.id
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Saud Usman Nasution, mengaku sangat sedih dan malu mendengar ada kabar anggota polisi dari Jambi yang terkena bujuk rayu dan propaganda dari kelompok ekstremis Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS).

Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

“Jelas kami sedih ada anggota kepolisian yang sudah berangkat ke Irak
ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

dan Suriah dan terbunuh di sana. Itu sangat memalukan kita dan tidak

boleh terjadi lagi," kata Saud dalam keterangan persnya, Selasa 7 Juli 2015.


Jenderal polisi itu mengimbau seluruh keluarga besar BNPT dan seluruh masyarakat Indonesia untuk mewaspadai propaganda ISIS.  "Saya minta agar mewaspadai  propaganda ISIS tersebut, sehingga ke depan tidak ada lagi yang bergabung dengan mereka (ISIS),” kata Saud.


Momentum Ramadhan ini, kata dia, mestinya membuat kaum muslimin benar-benar bisa menahan hawa nafsu dan bersikap sabar.


"Marilah kita ciptakan perdamaian dan kedamaian dengan memperkuat iman dan Islam kita serta menjauhi ajaran-ajaran menyimpang seperti radikalisme dan terorisme,” kata Saud.


Sementara itu, mantan Wakil Menteri Agama Nasarudin Umar menilai tindakan terorisme yang mengatasnamakan agama Islam merupakan kesalahan yang besar dan konyol. Para pelaku tindakan-tindakan

radikalisme dan terorisme itu tidak memiliki pemahaman agama yang benar sesuai dengan kitab suci Alquran dan Hadits.


“Kalau mau masuk surga, buat apa harus melakukan aksi bom bunuh diri seperti di Bali dan Hotel JW Marriot? Kalau mau mendapat bidadari tidak seharusnya mengorbankan dan menghilangkan nyawa orang lain. Islam tidak mengenal kekerasan, apalagi menghilangkan nyawa orang lain dengan tindakan yang sadis,” kata dia.


Menurut Nasaruddin, jalan pintas yang notabene justru melanggar hukum itu dilakukan karena pelaku terorisme tidak pernah membaca deretan panjang hadits-hadits dengan cermat dan tidak membaca

ayat-ayat Alquran secara mendalam.


“Jika mereka paham betapa murahnya Allah SWT dalam mengampuni dosa hamba-hamba-Nya, saya yakin mereka tidak akan melakukan jalan pintas

yang dimurkai oleh Allah SWT,” ujar Nasaruddin.


Nasaruddin mengajak seluruh pihak yang selama ini sudah termakan oleh propaganda dan ajakan sesat paham radikalisme dan terorisme untuk segera bertobat dan kembali pada ajaran Islam yang benar sesuai Alquran dan Hadits. Apalagi saat ini umat muslim di seluruh dunia tengah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya