Penjualan Motor Hingga Akhir 2015 Dipastikan Jeblok

Beginilah Proses Produksi Vespa Matic Di Vietnam
Sumber :
  • REUTERS / Kham
VIVA.co.id
Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya
- Tak hanya mobil, penurunan penjualan sepeda motor juga diprediksi akan mengalami terjun bebas hingga mencapai 24 persen dari tahun sebelumnya.

Pamerkan 23 Mobil Baru di IIMS, Honda Klaim Banjir Pesanan
Bahkan, Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Shinduwinata, menyatakan penjualan sepeda motor di 2015, yang semula ditargetkan mencapai 7,7 juta pun mengalami koreksi menjadi 6,7 juta oleh para pelaku industri sepeda motor nasional.

Daftar Merek Motor Terlaris di Indonesia, Suzuki Keempat
"Tapi kenyataan, Januari-Mei 2015 itu baru mencapai 2,5 jutaan lebih. Mungkin hingga akhir tahun, (penjualan sepeda motor) hanya dapat enam jutaan," kata Gunadi kepada wartawan di Jakarta, Minggu malam, 5 Juli 2015.

Gunadi pun menyatakan, meski di periode sebelumnya Lebaran menjadi momentum yang baik untuk meningkatkan penjualan antara 5-10 persen, namun angka tersebut belum lah cukup mendongkrak.

Tetapi, Gunadi menuturkan, dengan beberapa agen tunggal pemegan merek yang kini turut serta dalam gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) dan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015, diharapkan ikut mendorong penjualan.

"Biasanya ajang ini untuk unjuk teknologi. Memang sedikit banyak menarik minat, orang yang tidak beli jadi beli, yang punya jadi beli," ujarnya.



Faktor

Menurut Gunadi, salah satu faktor yang membuat penjualan otomotif khususnya sepeda motor yang menurun, disebabkan masyarakat kini banyak yang menahan melakukan pembelian.

Selain itu, Gunadi mengaku saat ini, daya beli konsumen baik di dunia maupun di Indonesia sedang mengalami penurunan.

"Kita semua terpaksa sedikit tahan nafas, menyadari memang ini adalah kondisi yang terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi karena pengaruh ekonomi global, yang kebetulan kita terpengaruh pada ekspor SDA. Kalau mereka tak membutuhkan SDA bagaimana? Kita pasti terpengaruh," ucapnya.

Gunadi juga mengatakan, meski salah satu trik produsen menarik perhatian konsumen dengan mendatangkan produk baru, namun hal itu tak akan selalu tercapai.

"Sebab, kalau produk baru ada tapi kantong (konsumen) tidak cukup juga bagaimana? Ini yang saya permasalahkan, memang daya beli kita (menurun)," ungkapnya.

"Biasanya industri otomotif itu tidak bisa berhenti untuk meluncurkan produk baru, begitu berhenti, ia sudah pasar akan termakan. Dengan sengitnya persaingan, salah satu nya adalah dengan menghadirkan produk baru," tambahnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya