Moge Ingin Masuk Tol, Ini Tanggapan Pengamat

Moge Hadir di IIMS 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Empat Komunitas motor gede (moge) yang rata-rata pemilik Harley Davidson beberapa waktu lalu meminta dibolehkan masuk jalan tol.

Bahkan, President Director PT Mabua Motor Indonesia, Djonnie Rahmat mengatakan, penggunaan izin melintasi jalan bebas hambatan itu tak hanya moge melainkan semua kendaraan roda dua.

Moge Spesial Gading Marten, Bikin Ingat Anak-Istri

Hal tersebut rupanya ditanggapi serius oleh pengamat keselamatan berkendara sepeda motor Indonesia, Edo Rusyanto. Ia tidak setuju jika sepeda motor baik moge ataupun motor ber cc kecil saat ini diberi izin masuk jalan tol.

Menurut dia, dibutuhkan infrastruktur yang mumpuni untuk memfasilitas sepeda motor masuk jalan tol. Seperti adanya pembatas jalan tol yang kini diterapkan di Bali dan Suramadu.

Tips Naik Motor Gede Ala Si Cantik Nabila Putri

"Harus adil dong, kalau motor kecil kan harus ada infrastrukturnya. Selain itu jika diperbolehkan motor masuk tol, pemerintah juga harus mengubah undang-undang yang berbunyi menyediakan lajur khusus," ujarnya di Jakarta, Sabtu, 4 Juli 2015.

Ia mengatakan, jika tidak ada undang-undang khusus tentang pengaturan fasilitas, tentu hal itu dapat membahayakan para pengendara.

Motor Sangar BMW Ini Sudah Dipesan Orang Kaya Indonesia

"Sekarang saya kasih ilustrasi, lihat trotoar yang separatornya rendah di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, itu tingginya cuma segini (sejengkal). Mereka main libas-libas. Tapi pas ditinggiin langsung tertib," ujar Edo menambahkan.

Berkaca dari hal tersebut, para rider di Indonesia harus memiliki tingkat disiplin yang diipertegas dengan adanya infrastruktur. Selain itu, polisi juga harus tegas terhadap pengendara motor yang melanggar.

"Contohnya di Singapura. Di Singapura tak kasih lajur khusus tapi cuma garis. Ini karena attitude si pengendara (masih kurang). Bayangkan 42 persen pemicu kecelakaan karena perilaku pengendara sendiri itu jadi nomor satu," ujarnya.

Edo menegaskan, untuk menimbulkan kesadaran pengendara setidaknya harus menghilangkan satu generasi (25 tahun).

"Untuk menjadikan seperti itu, butuh menghilangkan satu generasi. Baru kita bisa seperti Singapura dan Malaysia yang memperbolehkan motor lewat tol tanpa ada pembatas jalan."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya