- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - PT TransJakarta membuat peraturan baru dan memberlakukan sanksi bagi operator bus TransJakarta yang mogok sebanyak tiga kali dalam setahun.
Direktur Utama PT TransJakarta, ANS Kosasih, mengatakan aturan terbaru tersebut hanya berlaku bagi armada bus baru yang pengadaannya di bawah manajemen PT TransJakarta. Sedangkan bus yang lama dan di luar kendali TransJakarta tidak dapat diberlakukan.
"Poinnya begini, aturan itu berlaku untuk bus baru, pengadaan baru. Maksudnya, pengadaan di bawah PT Transjakarta," kata Kosasih, Rabu 1 Juli 2015.
Kosasih menjelaskan, pihaknya belum dapat memberlakukan aturan baru ini kepada para operator bus yang melakukan pengadaan armada sendiri terkait dengan perjanjian kontrak yang baru.
"Kalau bus bukan pengadaan dari kami, tidak mungkin kami membuat ketentuan itu. Bukan berarti membeda-bedakan. Aturannya berlaku untuk kontrak-kontrak yang baru," ucap Kosasih.
Ia melanjutkan, pada kontrak perjanjian baru akan dibuat aturan kuota mogok tiga kali dalam setahun bagi operator yang bergabung dengan PT TransJakarta.
Peraturan tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas bus yang berada di bawah naungan PT Transjakarta mengingat banyak sekali kejadian mogoknya bus Transjakarta.
"Karena kalau ada bus yang mogok sampai lebih dari tiga kali artinya ada kemungkinan kualitas busnya jelek, busnya tidak terawat," kata Kosasih.
Selain itu, di samping dibuat aturan mengenai kuota mogok, operator bus yang turut mengadakan perjanjian kontrak baru dengan PT TransJakarta juga diwajibkan mengganti armada lamanya. Mereka juga wajib untuk melakukan kontrak dengan Agen Pemegang Merk (APM).
"Kita tidak mau operator tidak merawat bus. Makanya di kontrak-kontrak baru juga ada kewajiban mereka untuk berkontrak dengan APM untuk perawatan berkala," kata Kosasih. (ase)
Bus Transjakarta Terbakar di Kemayoran
Api diduga berasal dari korsleting pendingin udara dalam bus.
