Beredar, Pesan Banyak Cacing Keluar dari Tanah Yogya

Gempa Yogyakarta
Sumber :
  • @bpptkg
VIVA.co.id
1,7 Juta Orang Indonesia Terdampak Bencana dalam Enam Bulan
- Warga di Yogyakarta baru-baru ini diresahkan dengan beredarnya pesan singkat melalui telepon seluler perihal ancaman gempa dahsyat di daerah itu.

147 Rumah di Dompu Rusak Akibat Gempa

Pesan singkat yang mengaitkan dengan kejadian gempa tektonik pada tahun 2006 itu, mencantumkan fenomena banyaknya cacing tanah yang kini keluar dari dalam tanah.
Gempa 5,6 SR Guncang Dompu, NTB


"...Teman2 yg di jogya ini ada info dari teman ku yg anggota Basarnas : buat jaga2 : dari bantul merata , wilayah Berbah , prambanan sampai solo , ada fenomena aneh , banyak cacing keluar dari tanah dalam keadaan lemas , teman ku sih saran kan siap
emercency ,
karena dulu saat gempa terjadi seminggu setelah fenomena cacing ini juga.." tulis pesan singkat yang kini beredar massal di warga seperti dikutip
VIVA.co.id,
Rabu 3 Juni 2015.


"Analisa awal , terjadi peningkatan aktifitas tektonik di jalur
Subduction
kidul kono , akibat terjadi pelepasan energy ke permukaan tanah , fenomena ini pernah terjadi pada tahun 2006 sebelum gempa besar di DIY / khusus nya Bantul sekitar nya," lanjut pesan tersebut.


Sejauh ini, dikonfirmasi ke Kantor Basarnas Yogyakarta pesan berantai, itu dinilai sebagai pesan palsu dan cenderung meresahkan warga. "Itu jelas berita
hoax
yang ingin membuat warga Yogyakarta dan sekitarnya resah. Tidak ada anggota Basarnas yang menyebarkan berita
hoax
tersebut," kata staf Humas Kantor Basarnas Yogyakarta  Rahmawati, Rabu 3 Juni 2015.


Rahmawati menegaskan banyak pihak yang saat ini mencatut nama Basarnas untuk kepentingan yang menguntungkan pihak tertentu dan meresahkan masyarakat.


"Saya tegaskan, bahwa Basarnas tidak pernah memberikan informasi yang meresahkan warga Yogya. Apalagi gempa bumi tidak ada yang bisa memprediksi kapan terjadinya," katanya.


Terpisah, mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono, enggan menyikapi lebih jauh soal pesan tersebut. Namun, ia memastikan bila  jika memang ada fenomena itu, maka hanya sebagai respons binatang atas perubahan musim hujan ke musim kemarau.


Dari hitungannya, merujuk ke rentang waktu terjadi, yakni pada 1943 kemudian berulang pada tahun 2006, dan kini dikabarkan akan muncul lagi pada 2015, maka berkemungkinan isu gempa dahsyat Yogyakarta tersebut tak akan terjadi.


"Dalam sembilan tahun dapat mengumpulkan energi untuk terjadi gempa. Kok rasa-rasanya kecil kemungkinan (terjadi) bahkan dapat dikesampingkan," katanya.


Sementara jika dihubungkan dengan aktivitas Gunung Merapi, pria yang akrab disapa Mbah Rono ini menyatakan hingga saat ini tidak ada tanda-tanda peningkatan aktivitas alias Normal.


"Semoga hewan-hewan hanya mencoba menyesuikan diri transisi dari musim hujan ke musim kemarau saja," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya